Sunday, November 18, 2012

A Cup of Hot Chocolate, Alone

Malam ini begitu dingin. Aku masih terduduk diam di sebuah kafe terbuka di pinggir jalan besar di kotaku. Seperti biasa, setiap aku mampir ke kafe itu aku selalu memesan coklat panas dan keripik tortilla. Aku memang pecinta coklat. Semua makanan yang berbahan coklat pasti aku doyan. Lain ceritanya dengan keripik tortilla ini. Aku tak begitu menyukainya, hanya saja rasanya memang enak dan pas jika dimakan untuk cemilan.

Malam semakin dingin saja. Aku mulai memencet-mencet keypad handphone ku. Aku bukan sedang mengirim SMS untuk seseorang, aku hanya membuka-buka Twitter dan Facebook. Aku berharap menemukan dia malam ini, maksudku menemukan dirinya mengupdate statusnya di Facebook atau berkicau sesuatu di twitter. Namun, kosong. Terakhir kali dia update status itu 1 minggu yang lalu. Begitu juga dengan kicauannya di Twitter, paling baru itu 10 hari yang lalu. Aku putuskan untuk blogwalking ke blognya. Hanya 1 blog yang dia punya. Aku pun membukanya. Postingan terakhirnya masih sama. Masih tentang sebuah kekecewaan yang dia tulis dengan huruf besar semua. Aku berharap itu mungkin karena caps lock di keyboardnya sedang error. Tapi bukan itu, aku tahu, dia sedang marah, dia sedang kecewa. Padaku.

Angin malam bercampur dengan udara yang berair membuatku semakin menggigil di bawah gazebo yang disediakan oleh kafe. Secangkir coklat panas yang tadi mengepul, kini hanya tinggal secangkir minuman berasa coklat yang tak lagi memberikan kehangatan dan ketenangan. Keripik tortilla rasa keju yang tersaji di sebuah piring kecil di hadapanku kini sudah tak lagi renyah. Rasanya melempem dan tak lagi menggugah nafsuku untuk memakannya.

Deo, maafkan aku....


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net