Friday, September 4, 2015

Short Trip to Malaysia-Singapore in Less than 3 Days

Hi readers!!!


Long time no see ya. Huft! Padatnya aktivitas membuatku jadi jarang banget membuka blog dan membuat tulisan disini.

Untuk kembali menyemarakkan blog yang mungkin sudah berkarat ini, *halah, lebay*, aku mau sedikit sharing. Lagi-lagi masih seputaran aktivitasku sehari-hari.

Cerita punya cerita, pada akhir Agustus lalu, tepatnya tanggal 21-23 Agustus, aku dan dua orang kawan masa kuliahku berlibur ke Malaysia-Singapura. Sebenarnya, kami sudah lama menginginkan trip ini, bahkan kami membeli tiket sejak bulan Februari lalu. Ceritanya sih, mumpung ada promo tiket murah ke Johor Bahru, Malaysia.

Tuesday, August 11, 2015

Business Trip : New Experiences of Working with Japanese Colleagues

Hi readers!!

It's been quite long time I haven't posted anything on my blog. Basically, I was passing through the similar activities day by day. It was monotonous. Until one day, I experienced new thing.


Tanggal 3 - 8 Agustus kemarin aku ditunjuk sebagai salah satu perwakilan institusi tempatku bekerja untuk mengikuti rapat internasional dengan partner institusi dari Jepang di Malaysia. Rapat ini dimaksudkan sebagai persiapan untuk mengadakan sebuah event berskala internasional yang mana institusi tempatku bekerja menjadi tuan rumahnya. Event ini melibatkan panitia dari 2 negara, yakni Indonesia dan Jepang (baik dosen, staff, maupun mahasiswa). Meskipun event ini baru akan dilaksanakan tahun 2016, tapi kami sudah harus melakukan persiapan sejak bulan Mei kemarin.

Tuesday, July 28, 2015

What a Tough Week: Farewell Grandpa!

Hi readers!!

Minggu lalu menjadi minggu yang paling berat dalam hidupku. Ada banyak kejadian yang sempat membuatku lelah dan sedih. Awal minggu lalu adalah awal yang menyenangkan. Saudara banyak yang berkunjung ke rumah, sebaliknya, aku dan keluarga juga banyak mengunjungi saudara lainnya dalam rangka Lebaran. Kemudian hari berjalan seperti biasa. Tapi, tanpa disangka-sangka, pada hari Jumat, 24 Juli 2015 pukul 16.00WIB, Simbah Kakungku dipanggil Tuhan. Simbah tidak mengalami sakit yang berarti, sehingga hal ini benar-benar mendadak dan membuat kami yang ditinggalkan seolah tak percaya.

Terkait meninggalnya Simbah Kakung, aku sebenarnya sudah ada firasat, tapi lagi-lagi, aku selalu mengabaikan firasat yang datang. Sekitar beberapa hari sebelum Lebaran, mata bagian kiriku sering berkedut lama. Agak mengganggu memang, bahkan aku sudah berniat untuk periksa ke dokter, takut ada masalah di saraf/otot di sekitar kelopak mata kiriku. Bahkan kedutan yang amat mengganggu tersebut terjadi hingga hari Kamis, sehari sebelum Simbah Kakung meninggal.

Ajaibnya, pada hari Jumat itu, kedutan di kelopak mata kiriku yang hampir setiap beberapa jam sekali muncul, seolah hilang. Sampai hari ini pun sudah tidak muncul sama sekali. Percaya nggak percaya, mungkin itu memang sebuah firasat.

Dari cerita yang kudengar dari orang rumah dan saudara, Simbah Kakung meninggal dalam keadaan yang sangat baik. Simbah bahkan seolah sudah tahu kalau akan segera pulang kepada Sang Pencipta. Beberapa jam sebelumnya, beliau bercerita banyak dan memberikan banyak nasehat serta wejangan bagi anak-anak, cucu-cucu, dan cicit-cicitnya. Sayangnya, aku tidak sempat melihat Simbah pada menit-menit terakhirnya karena masih dalam perjalanan dari kantor. Tapi, aku sudah ikhlas Simbah berpulang, meskipun awalnya aku masih belum bisa menerima kenyataan. Ya mau bagaimana, Simbah Kakung (dan almarhumah Simbah Putri) adalah kedua eyangku yang aku temui setiap hari karena rumahnya tepat di samping depan rumahku.

Minggu kemarin memang benar-benar menjadi minggu yang berat sekaligus minggu yang banyak memberikan pengalaman berharga bagiku. I will keep moving on.


Farewell my super Grandpa. You are one of the most generous and sincere persons I know. May you rest in peace.
~ xoxo~
Your "little grand daughter"

Sunday, July 19, 2015

My Favorite Skincare: Biore Body Lotion Glowing Bright

Hi readers!!

Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali ke dunia per-review-an. Kali ini aku mau review salah satu produk skincare/drugstore yang menjadi favoritku. Ceritanya sih, aku langsung jatuh cinta pada produk ini sejak pertama menggunakannya. Bisa dilihat di judul post ini, produk skincare yang akan aku review adalah Biore Body Lotion Glowing Bright with Anti-Pollution Technology.



Biore Body Lotion Glowing Bright adalah satu dari tiga varian Biore Body Lotion yang ditawarkan. Aku memilih varian yang satu ini karena memang mencari body lotion yang mengandung tabir surya/UV filter. Dengan demikian, produk ini bisa aku gunakan baik siang maupun malam, meskipun kalau digunakan pada malam hari si tabir surya ini tidak berfungsi optimal.

Friday, July 17, 2015

What A Foggy Morning: Friday, 17 July 2015

Hi Readers!!

Today is the first day of Eid Mubarak celebration. I woke up earlier than I used to during holiday. I woke up before 6am. What made me quite shocked this morning was the fog. It is quite rare in my area to get dark and heavy morning fog. However, this morning was so foggy. I could not even see something farther than 3 meters in front of me. It was terrible and cold as well. Since it is a rare natural phenomenon, I took some pictures to document it. My cats, Louie and Thomas, were willing, and also happy, to become my model. Just enjoy them, peps!

The whole pictures were taken at my backyard, in which there are paddy fields. I love these pictures for they look like "surreal" and "magical" fairy tale. 













~xoxo~


Monday, July 6, 2015

THR Effects

Hi readers!!

Jadi ceritanya, kemarin Minggu (5 Juli 2015), aku mengantar adik kesayanganku untuk berbelanja baju. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, uang Tunjangan Kesejahteraan dari kantorku sudah cair dan aku juga sudah janji pada adikku untuk mengantar sekaligus mentraktirnya berbelanja baju. Kamipun menuju salah satu kawasan belanja yang paling terkenal sekaligus tertua di Jogja, yakni kawasan Malioboro. Kami sengaja berangkat lebih awal karena takut jalanan macet dan tidak kebagian tempat parkir. Tapi ternyata, kami masih kalah pagi. Jalan Malioboro padat merayap, dan sebagian besar tempat parkir sudah penuh sesak. Untungnya, kami masih kebagian satu slot tempat parkir sehingga masih bisa parkir dengan nyaman.

Setelah berkutat dengan kegiatan parkir, kami segera menuju Malioboro Mall. Mall yang relatif berukuran kecil (bila dibandingkan dengan mall-mall lain di Jogja) sudah penuh sesak bagaikan lautan manusia. Melihat kondisi yang demikian, kamipun memutuskan untuk sesegera mungkin menuju spot dimana kami hendak berbelanja baju tersebut. Sesampainya disana, kami malah bengong. Jangankan bisa memilih baju dengan nyaman, konter pakaian yang sempit tersebut malah dipenuhi dengan bermacam display. Tentu hal ini semakin menyulitkan para calon pembeli, belum lagi di area tersebut juga terdapat banyak calon pembeli lain yang saling berdesakan.

Setelah lewat dari setengah jam memilih dan memilah, kamipun menyerah. Menyerah tanpa hasil apapun. Bahkan label diskon 50% keatas sama sekali tidak menarik minat kami lagi untuk membeli. Too crowded! Apakah ini efek dari THR atau Tunjangan Hari Raya? Sepertinya memang benar demikian. THR yang cair di awal bulan memang menjadi "hadiah" luar biasa bagi banyak orang, khusus-nya kaum pekerja sehingga banyak diantaranya yang tidak mau menyia-nyiakan momen untuk membelanjakan uang THR tersebut. *termasuk aku*

Besok-besok nggak lagi-lagi deh kalau macam begini jadinya. Sudah kaki gempor, lelah, pusing pula. Belanja sih belanja, tapi memang timing harus diperhatikan deh!


~xoxo~



Friday, July 3, 2015

Curahan Hati Seorang Kawan Part 2

Hi readers!!

Pernahkah kalian jengkel dengan co-worker kalian? Well, ada beberapa rekanku yang mengalami demikian. Bukannya tanpa sebab sih mereka jengkel. Sebabnya banyak lah, lha wong aku yang denger ceritanya aja ikutan gemes (dalam konotasi negatif) ke oknum tersebut.

Salah satu temanku, sebut saja dia si A. Dia memiliki co-worker yang cukup disebut si X. You know what? Si A ini jengkel pada si X karena si oknum tersebut selama ini tidak pernah melakukan pekerjaannya dengan baik, justru cenderung menyepelekan yang pada ujungnya, si A harus membereskan pekerjaan si X yang nggak karuan itu. Tapi sayangnya, si X tersebut seolah tidak merasa jika dia tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai sesama worker. Dia dengan santainya makan gaji buta tanpa merasa "sungkan" dengan temanku si A yang ibaratnya sampai membanting tulang di kantor tersebut.

Selain itu, si X ini orangnya sangat money-oriented. Dia suka memilih-milih pekerjaan. Sekiranya pekerjaan tersebut bisa mendatangkan uang tambahan baginya, dia pasti akan menjadi yang pertama menerima pekerjaan tersebut. Sedangkan pekerjaan yang sekiranya masuk dalam job-desc-nya pasti tidak dikerjakan dengan baik.

Aku sebagai rekan dari si A juga pernah mengalami hal yang sama. Dan aku cuman bisa memberikan sedikit kata bagi rekanku si A itu. Intinya, dia harus bersabar dan menjadikan hal ini sebagai tantangan. Namun, nantinya jika penyakit si X ini semakin mengkhawatirkan, tidak ada salahnya jika si A melaporkan hal ini kepada bagian HRD atau langsung ke atasan. Ibaratnya, si X ini sudah mengambil hak orang lain, dan pastinya seberapa besarpun uang yang dia dapat, tidak akan membawa berkah bagi dirinya. We'll see!

Tetap semangat kawan! You're on the right track. Do your job well! Don't get distracted easily by that kind of person and his/her bad attitude!

~xoxo~


Thursday, July 2, 2015

Curahan Hati Seorang Kawan

Hi readers!!!

Baru saja aku di-curhat-in salah satu kawan. Lagi-lagi aku menjadi tempat curhat masalah per-pacaran dan relationship lainnya. Jadilah kami bercakap-cakap via media online chatting mengenai berbagai hal yang kawanku alami. Pada intinya, kawanku itu memiliki pacar. Nah, masalahnya adalah si pacar itu enggan go public alias mempublikasikan hubungannya dengan kawanku itu pada orang lain, ya istilahnya menegaskan kalau mereka berdua memang sedang menjalin hubungan yang special, lebih dari sekedar teman.

Aku sendiri tidak menelisik alasan si pacar kenapa tidak mau go public padahal banyak rekan mereka masing-masing yang saling kenal satu sama lain. It means, sebenarnya tidak ada hal yang memang benar-benar perlu ditutup-tutupi dari mereka berdua. Nah, karena kejadian ini, kawanku menjadi sedikit kecewa karena keduanya jika dilihat memang sudah sama-sama serius untuk jenjang berikutnya.

Dari kisah tersebut, ada beberapa poin yang ingin aku garis bawahi, ya mungkin ini bisa membantu readers lainnya, yang mungkin juga mengalami masalah yang serupa.

Wednesday, July 1, 2015

Shopping is My Cardio

Hi readers!!


Does anyone agree with that?

I do agree.
I like shopping. I love shopping. Somehow, I adore it. Haha, nope, the last one is just a joke!

Well, kesukaanku pada aktivitas shopping dimulai sejak SMA. Pada masa SMA aku terbiasa mengumpulkan sebagian uang saku yang kemudian aku gunakan untuk berbelanja baju, sepatu, tas, atau aksesoris di akhir bulan. Maklumlah, uang saku sewaktu SMA dulu tidak sebanding dengan uang saku anak SMA masa sekarang, jadi musti nunggu akhir bulan baru bisa terkumpul cukup untuk shopping. Dan kebiasaan shopping seolah sudah menjadi hobi atau malah kebutuhan yang memang tidak bisa ditinggalkan, meskipun sekarang musti bisa mengontrol diri lebih baik lagi dalam hal penggunaan uang.

Bagiku, shopping bukan hanya kegiatan menghabiskan uang atau suatu aktivitas hedonis yang memuja kemewahan dan sebagainya. Bagiku, shopping adalah seni dan olahraga. Kenapa aku bilang seni? Karena disini aku melatih diriku untuk dapat menggunakan uang jatah shopping yang sengaja aku sisihkan dari gaji bulananku sebaik-baiknya, misalnya untuk belanja barang-barang kesukaanku, seperti baju, sepatu/sandal, aksesoris, ataupun tas. Shopping juga melatih insting dan kegigihan untuk mencari barang terbaik tanpa harus menyia-nyiakan nominal uang yang ada. Selain itu, shopping barang-barang seperti baju juga melatih seni estetika, yakni bagaimana aku menggunakan pikiranku untuk mengimajinasikan barang tersebut akan aku gunakan seperti apa, bagaimana, kapan, dan dipasangkan dengan apa. Jadi shopping bagiku bukan sembarang aktivitas yang tidak bermanfaat.

Lebih-lebih, bagiku, shopping adalah olahraga, ya olahraga fisik dan olahraga otak. Olahraga fisik tentunya dapat dilihat dari kegiatan shopping yang dilakukan di mall, di pasar, maupun di tempat-tempat lain yang memungkinkan. Penelitian mengatakan bahwa aktivitas shopping dapat membantu manusia untuk membakar kalori dengan persentase yang cukup banyak, in one condition: you wont eat too many calories afterwards, unless you get nothing. Olahraga otak yakni bagaimana me-manage uang dan bagaimana menerapkan seni estetika seperti yang aku sebutkan di paragraf sebelumnya.

Shopping is my cardio. I totally agree with that quotation. Aku setuju jika aktivitas shopping bisa membuatku alive, survive, and sane. Tapi lagi-lagi, aku harus keep reminding my self, kalau shopping tidak boleh berlebihan apalagi menjadi addicted. Lama-lama nanti bisa seperti karakter utama di novel Sophie Kinsella "Shopaholic", Rebecca 'Becky' Bloomwood, yang kemudian terlilit banyak hutang karena ketagihan berbelanja produk-produk ber-merk tanpa mengecek ulang kondisi ekonominya sendiri.

Untuk itu, aku lebih suka menyisihkan gajiku, misalnya 30% untuk shopping, 30% untuk ditabung, dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari (transportasi, jajan kuliner, kolekte, sumbangan, dll) dan kebutuhan tak terduga. Kantong aman, hati nyaman. Saat ini aku masih belajar me-manage uangku dengan sistem 30:30:40 tersebut. Semoga bisa segera menjadi suatu habit yang teratur dan bermanfaat bagi diriku dan orang lain. ^^


~xoxo~



Monday, June 29, 2015

My Office is Getting Quiet

Hi Readers!!

Bekerja di kantor yang notabene ada di dalam lingkungan kampus memang menyenangkan. Sehari-hari-nya pasti tidak pernah sepi. Mahasiswa berlalu-lalang di depan kantor, masuk ke kantor untuk mengurus keperluan ini dan itu, dan bahkan beberapa dari mereka nongkrong-nongkrong di kursi-kursi di depan kantor. Tapi, jika menjelang masa libur semester, pasti kantor berubah menjadi sepi.

Seperti yang terjadi hari ini. Sebagian besar mahasiswa yang berkuliah di gedung/kampus dimana kantorku berada sudah memulai libur panjang akhir semester mereka. Alhasil, suasana kantor jadi sepi dan tentu saja, atmosfer liburan ini membuatku menjadi sedikit relax meskipun yah kerjaan pastinya nggak ikut libur juga.

Pada masa-masa seperti ini biasanya dimanfaatkan para atasan untuk mengadakan banyak rapat dan menggagas proyek-proyek baru. Istilahnya, masa-masa libur semester adalah masa-masa banyak raker. Huhuhu. *Syedihh*

Semangat! Semangat!


~xoxo~



Sunday, June 28, 2015

Sweet Things in Life (Lately)

Hi readers!

Sweet things can recharge good mood. That's what I believe so far.
Many sweet things come to my life. Some of them come from other people, acquaintances, friends, relatives, and family. The rest comes from me, my self.
Here I share some sweet things I got lately. These really made my day.

Chocolate biscuits (blue & green); Kit Kat Strawberry; Kit Kat Matcha

These come from my boss. He had just come back from Japan

2 pairs of earrings: freshwater pearls & silver-red gems

Chomel freshwater pearl necklace & Lombok freshwater pearl bracelet

~xoxo~


Tuesday, June 16, 2015

My Biggest Enemy

Hi readers!!

Cuaca yang tak menentu akhir-akhir ini, panas yang menyengat bisa dengan segera berubah menjadi dingin yang menusuk tulang, tentunya memberikan dampak bagi tubuh. Salah satunya adalah tubuhku. Sedari kecil aku memang mudah sakit, tapi ya itu, sakitnya pasti seputaran pilek, batuk, dan radang tenggorokan, nggak lain. Mungkin bagi sebagian orang, batuk dan pilek adalah hal yang biasa, bahkan ada yang sekali dua kali tenggak obat langsung sembuh seperti sedia kala. Tapi tidak bagiku. Pilek, batuk, dan radang tenggorokan adalah MY BIGGEST ENEMY!

Terserang batuk atau pilek, atau keduanya selalu membuatku menderita demam yang naik turun hingga 3 atau 4 hari. Obat pun sepertinya tak begitu mempan menggagalkan virus-virus yang tengah ber-inkubasi di dalam tubuhku. Biasanya kalau siang aku merasa sehat, namun ketika malam datang, badanku kembali panas atau sebaliknya saat malam aku merasa baik-baik saja tapi ketika siang suhu badanku kembali naik. Maka tidak heran jika aku paling sebel jika tertular batuk pilek.

Selain demam yang naik turun, terserang batuk dan pilek membuat kulitku menjadi kering mendadak. Entah bagaimana ceritanya, setiap terkena batuk dan pilek pasti kulit wajahku menjadi kering dan muncul bentol-bentol kecil seperti pori-pori yang membesar. Jadi sudah bisa dipastikan kalau terserang batuk dan pilek wajahku terlihat kusam. Oleh karena itu, air putih menjadi senjata satu-satunya, meskipun yah, tidak begitu mempan melawan kulit kering karena batuk dan pilek.

Oh batuk, pilek, dan radang tenggorokan, kalian memang musuh yang luar biasa! Setahun bisa kena 3 sampai 4 kali, hikss.

At my desk
Still get cough and flu
~xoxo~


Wednesday, June 10, 2015

Kebiasaan-Kebiasaan Baru di Kantor

Hi readers!!

Nggak terasa sudah 9 bulan aku bekerja di kantorku yang satu ini. Sudah banyak hal yang aku pelajari termasuk pengalaman individual dan sosial. Selain banyak pembelajaran yang aku dapatkan, yang tentunya akan terus bertambah seiring waktuku bekerja disini, ada beberapa hal yang kini menjadi kebiasaan selama berada di kantor.

1. Rajin Beres-Beres
Yup, aku yang dulunya paling males beres-beres, setelah sekian bulan bekerja disini menjadi sangat freak terhadap hal beberesan. Di waktu senggang, aku selalu, paling tidak sih, membersihkan meja sekaligus menata dan membereskan hal-hal yang ada di atasnya. Aku selalu memastikan jika sebelum pulang atau berakhirnya jam kantor, barang-barang di atas meja harus kembali rapi agar besok pagi ketika aku masuk ke kantor, hatiku merasa senang karena mejaku tidak berantakan.

2. Bawa Bekal ke Kantor
Dulunya aku adalah insan yang paling doyan jajan. Pas awal-awal bekerja disini, aku juga paling suka jajan kemana gitu sewaktu jam makan siang. Tapi, kebiasaan lama tersebut pupus setelah beberapa minggu saja. Banyak teman kantorku yang memilih untuk membawa bekal dari rumah. Selain hemat, membawa bekal dari rumah juga lebih hygienis. Yah, walaupun sesekali aku dan teman-teman sekantor masih jajan juga sih, terutama pada hari Jumat karena jeda jam makan siang lebih panjang daripada hari-hari lainnya.

3. Setel Musik Selama Jam Kerja
Hmm, yang satu ini sih bukan kebiasaan baru sih, hanya kebiasaan lama yang aku bawa ke kantor yang baru. Ketika bekerja sebagai penulis online, setiap jam kerja aku selalu menyetel musik, selain dari playlist laptop/komputer, aku juga mengandalkan situs Youtube. Nah, selama bekerja di kantor yang ini, menjadi hal wajib bagiku untuk memutar musik setiap jam kerja. Jika sedang suntuk, aku biasanya menyetel playlist instrumental yang bersifat relaksasi dan lembut di telinga. Bagiku, menyetel musik pada jam kerja sangat membantu untuk meningkatkan semangat dan produktivitas dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, mendengarkan musik pada jam kerja termasuk upaya killing the time bagiku. Tau-tau udah mendekati jam pulang kantor saja, hehe.

4. Selalu Membuat Plan/To Do List Sebelum Pulang Kantor
Ada satu lagi kebiasaan baru yang aku lakukan selama di kantor, yaitu selalu membuat Plan/To Do List sebelum pulang kantor. Plan atau To Do List untuk esok hari sangatlah penting buatku. Hal itu dapat menjadi reminder bagiku akan pekerjaan apa saja yang belum selesai hari ini dan pekerjaan apa saja yang harus dilakukan esok hari. Selanjutnya, pada esok harinya, hal yang aku lakukan setelah menghidupkan komputer adalah mengecek Plan/To Do List yang sudah aku buat sehari sebelumnya.

5. Selalu Merekap Apa Saja yang Aku Kerjakan Seharian
Bekerja di kantorku yang ini secara tidak langsung membimbingku menjadi orang yang lebih sistematis dan terstruktur. Semoga sih di kemudian hari aku nggak jadi robot yang melakukan segalanya secara monoton yah, haha. Setiap hari aku selalu merekap apa saja yang aku kerjakan selama sehari bekerja. Hal ini aku lakukan agar aku tahu apa saja yang sudah aku kerjakan. Apalagi di kantorku juga menerapkan sistem pengisian SKP dan Log Book karyawan.

Kalau kalian, kebiasaan baru apa readers yang dilakukan di tempat baru (kantor, sekolah, kampus, dll)??


~xoxo~


Neymar Jr.: 100% Jesus

Hi readers!!

Ada yang menggelitik benakku ketika menonton final Liga Champion hari Minggu dini hari yang lalu. Bukan karena gol Neymar dianulir oleh wasit karena handball tetapi lebih ke reaksi si tengil Neymar Jr. ketika pertandingan usai dan selebrasi atas kemenangkan Football Club Barcelona (FCB) 3:1 atas klub Italia kawakan, Juventus. Apa yang membuat benakku tergelitik? Ini dia:


Bukan tattoo-nya lho, bukan pula ketek-nya, tapi headband yang dia kenakan di dahinya sesaat setelah wasit meniup peluit tanda akhir pertandingan selesai. 100% Jesus. Itulah tulisan yang tertulis disana. Wow, religious sekali anak satu ini, batinku. Tapi jangan salah, Neymar saat itu bukannya sedang mencari sensasi atau apa. 100% Jesus adalah ekspresi dirinya atas rasa syukur yang begitu besar.

Neymar Jr. tidak hanya sekali itu saja mengenakan headband dengan tulisan yang sama. Setelah googling, aku menemukan beberapa foto-nya ketika dia mengenakan headband bertuliskan 100% Jesus.

Ternyata sudah sejak kecil Neymar Jr. mengenakan headband yang sangat filosofis tersebut di beberapa kesempatan. Yang kemudian hadir di benakku adalah bahwa:
1. Neymar menyadari dirinya bukanlah siapa-siapa tanpa pertolongan Tuhan-nya
Kita semua tahu (terutama pecinta dunia sepak bola) bahwa Neymar adalah salah satu pemain berbakat dari tanah Brazil yang sudah mengukir kesuksesan sejak masih belia. Neymar itu muda, terkenal, kaya, dsb. Namun, dibalik semua itu, dia adalah pribadi yang takut akan Tuhan. Dia tak pernah lupa siapa dirinya. Mengandalkan pertolongan Tuhan di setiap waktu bisa dibilang filosofi-nya.

2. Neymar mempersembahkan kesuksesannya pada Tuhan-nya
Menyadari bahwa dirinya bukan siapa-siapa tanpa kuasa Tuhan atasnya, Neymar mempersembahkan kesuksesan yang dia raih, terutama pada laga final Liga Champion yang lalu, pada Tuhannya. 100% Jesus adalah bukti nyata yang lebih nyaring daripada "berteriak-teriak" pada khalayak bahwa Neymar yang sangat berbahagia pada waktu itu, mendedikasikan kesuksesannya pada Yesus Sang Juru Selamatnya.

3. Neymar adalah salah satu dari sekian banyak orang Kristiani yang tidak gentar pada dunia
Hal ketiga yang ku analisis, maaf jika kurang tepat, adalah bahwa Neymar membuktikan dirinya adalah salah satu dari sekian banyak orang Kristiani yang tak gentar pada dunia. Hal ini tentunya sangat inspiratif dan membanggakan. Aku sebagai umat kristiani merasakan hati ku menghangat ketika dia dengan gimmiknya menunjukkan kecintaannya pada Yesus dengan mengenakan headband 100% Jesus. Jujur, aku merasakan imanku menguat ketika melihat itu.

"Neymar, be still 100% Jesus now and forever, okay?!"


Sebuah analisa dan refleksi
Tidak ada dimaksudkan untuk menggiring opini tertentu apalagi upaya Kristenisasi.

~xoxo~


Monday, June 8, 2015

Do What You Love, Love What You Do

Hi readers!!!

Sehubungan dengan banyaknya posting dari rekan-rekan di media sosial dan beberapa sharing dari rekan-rekan mengenai pekerjaan, gaji, dst (topik wajar bagi kami yang berada dalam usia produktif, selain masalah pernikahan *ehhh*). Aku pengen sedikit sharing opini tentang filosofi yang aku anut dalam memilih, melakukan, mencintai, dan mensyukuri pekerjaan yang aku miliki sekarang. FYI, gajiku mungkin tak setinggi teman-temanku yang lain, apalagi yang bekerja di sektor-sektor krusial atau yang bekerja di ibukota. Tapi aku sebisa mungkin melatih diriku untuk selalu bersyukur dan mencintai apa yang aku kerjakan saat ini. Who knows jika suatu saat pekerjaanku ini mengantarku membuka gerbang untuk melakukan passion-ku yang lain. Karena aku percaya, setiap pekerjaan pasti akan membukakan pintu kesempatan yang lain bagi kita, tergantung kita jeli atau tidak untuk melihatnya.
***

Salah satu kunci hidup yang bahagia adalah "do what you love and love what you do". Melakukan apa yang kita cintai/sukai dan mencintai apa yang kita lakukan bukan merupakan sesuatu yang mudah memang. Pertama, untuk memenuhi unsur tersebut, kita harus menemukan apa yang kita sukai. Bahasa kerennya sih "passion". Masing-masing individu memiliki passion yang berbeda-beda. Biasanya passion terwujud dalam apa yang disebut hobi. Selain itu, passion juga bisa ditemukan pada kecenderungan minat dan bakat seseorang.

Kedua, untuk memenuhi filosofi "love what you do", kita perlu menemukan titik keikhlasan dalam hati kita. Ikhlas dalam melakukan sesuatu akan mengantar kita pada rasa mencintai sesuatu. Bukankah mencintai itu perlu pengorbanan? Yah, apa yang kita korbankan untuk mencintai apa yang kita lakukan adalah rasa enggan. Rasa enggan dikorbankan menjadi rasa ikhlas, kemudian rasa ikhlas menuntun kita pada perasaan mencinta.

Do what you love and love what you do tidak hanya berlaku pada hobi, namun harus berlaku dalam banyak hal di hidup kita, contoh paling konkret-nya adalah dalam hal pekerjaan. Sebelum melakukan suatu pekerjaan, kita pasti melewati beberapa tahap terlebih dahulu. Yang pertama adalah tahap "memilih" pekerjaan. Kita memiliki kebebasan secara individual untuk memilih perkerjaan mana yang hendak kita lamar. Passion adalah hal yang paling penting untuk diterapkan disini. Kalau menurutku sih, jangan dulu berorientasi pada seberapa besar kita akan mendapat uang dari pekerjaan yang kita lakukan. Besarnya uang yang kita dapat dari melakukan pekerjaan bukanlah penjamin kita akan bahagia melakukan pekerjaan itu.

Mengandalkan passion dalam memilih pekerjaan adalah hal yang wajib. Okelah, mungkin ini sulit karena mencari pekerjaan yang tidak sesuai passion saja susah, apalagi mencari yang sesuai. Kalau misalnya terlalu sulit, maka pilah-lah pekerjaan yang paling tidak menyerempet atau mengandung unsur passion yang kita miliki, contohnya passion kita adalah menggambar namun sulit bagi kita untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Nah, kenapa tidak kita mulai mengasah diri kita dengan ilmu gambar digital atau gambar bangunan, maka kita bisa menjadi designer, animator, drafter, arsitek, dsb.

Yang kedua adalah tahap "melakukan" pekerjaan. Banyak orang bilang, melakukan bidang pekerjaan yang kita sukai akan menuntun kita pada hidup bahagia. Jadi, setelah puas memilih jenis pekerjaan yang akan kita ambil, yang harus kita lakukan adalah melakukan pekerjaan itu sendiri dengan sepenuh hati.

Yang ketiga adalah tahap "memperjuangkan" pekerjaan. Pekerjaan bukanlah hal yang statis. Memperjuangkan apa yang sudah kita dapat adalah hal yang pantas kita lakukan. Jangan terlena dengan zona nyaman dimana kita sudah mendapat pekerjaan sesuai passion dan kemampuan kita. Sebaliknya, kita harus memiliki willingness untuk belajar dan terus belajar guna memperjuangkan apa yang telah kita dapat. Memperjuangkan pekerjaan yang telah kita dapatkan akan membuat kita dan hasil kerja kita semakin berkualitas.

Yang keempat adalah tahap "mencintai" pekerjaan. Tibalah saat dimana kita harus memupuk rasa cinta pada apa yang kita kerjakan atau lakukan. Ada banyak hal yang membuat orang, bahkan yang mendapat pekerjaan sesuai passion, tidak dapat mencintai pekerjaannya. Banyak orang yang kemudian mengeluhkan apa yang dia lakukan selama ini. Banyak yang kemudian mencari excuse untuk tidak lagi mau memperjuangkan apa yang dia kerjakan, misalnya gaji rendah, beban kerja terlalu banyak, dsb. Kembali lagi ke filosofi "love what you do" yang mana mengandalkan diri kita untuk ikhlas dan memupuk rasa cinta pada pekerjaan.

Yang keenam adalah tahap "memetik hasil, terus mencintai, dan tetap mengembangkan diri". Tahapan terakhir dalam penjabaran filosofi "do what you love and love what you do" ala aku adalah memetik hasil, terus mencintai, dan tetap mengembangkan diri. Ketiga hal tersebut dapat dirangkum dengan satu kata, yaitu "bersyukur". Mensyukuri apa yang kita miliki dan apa yang kita lakukan adalah bagian terpenting dalam mengelola passion kita akan suatu pekerjaan. Bersyukur akan membuat kita menjadi pribadi yang positif. Ada yang bilang, "mensyukuri pekerjaan yang itu itu saja tidak akan menaikkan penghasilan", memang benar. Tapi, apa untungnya punya penghasilan yang besar tapi kita tidak bersyukur, tidak memanfaatkan nikmat yang diberikan Tuhan pada kita melalui penghasilan yang kita dapatkan. Tidak mau mensyukuri pekerjaan adalah pemicu "ketidakbercukupan" seseorang. 


Sebuah refleksi yang penuh ketidaksempurnaan

~xoxo~


Wednesday, May 27, 2015

A Moment of Silence: 9 Tahun Gempa Jogja

Hi readers!!

Aku masih ingat betul, saat itu, matahari belum sepenuhnya menampakan diri. Pukul 5.59, baru beberapa menit yang lalu aku bangun dari tidurku yang pulas tanpa mimpi. Jogja yang pada biasanya, sepagi itu, sedang menikmati khyusuk dan damainya suasana pagi dan hangat lembutnya cahaya mentari. Jogja yang sepagi itu terasa begitu damai dan tenang, tiba-tiba saja menjadi riuh. Teriakan demi teriakan memilukan bergema di bawah atmosfer langit Jogja. Jogja, pagi itu, baru saja diterjang gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Ritcher.

Gempa bumi yang berpusat di daratan memang berbeda dengan gempa bumi yang berpusat di samudera. 5,9 skala Ritcher pagi itu telah meluluh lantakkan sebagian besar Jogja, bahkan hingga Jawa Tengah. Bantul menjadi salah satu titik terparah. Saat itu, korban jiwa belum sepenuhnya terhitung. Aku yang kala itu hanya memiliki sebuah handphone butut, dimana belum ada Whatsapp, Line, dan media chatting online yang up to date, jelas tidak bisa sesegera mungkin meng-update informasi. Bahkan, aku tidak tahu jika terjangan gempa tersebut berasal dari Bantul. Hanya radio yang berfungsi saat itu, saluran listrik padam, bahkan sinyal GSM pun hilang timbul tak karuan.

Waktu itu, aku yang adalah anak remaja kelas 1 SMA, tidak terlalu terdistraksi dengan kejadian pagi itu. Kenapa? Karena telingaku belum tersentuh informasi apapun, baik dari radio maupun surat kabar, apalagi Facebook, paling baru bang Mark and the gank yang punya akunnya bro! Aku dan teman-temanku, anak-anak SMA kelas 1 yang lugu, sibuk membincangkan kejadian tadi pagi. Kami tertawa-tawa mendengar berbagai cerita lucu yang terjadi saat gempa tadi pagi. Ada temanku yang baru mandi sewaktu gempa, yang kemudian lari tunggang langgang keluar rumah, ada pula yang sedang asik jongkok di toilet, dan sebagainya. 

Namun, segalanya berubah ketika baru beberapa menit berada di Sekolah, bahkan jam pelajaran pertama saja belum usai. Suasana kembali tegang. Tsunami! Tsunami! Teriak beberapa orang yang melewati jalan raya di depan sekolahku. Saat itu, aku dan mungkin banyak orang di sekitarku, belum terbiasa dengan kata beraroma Jepang itu. Baru beberapa menit setelahnya, aku sadar, Tsunami adalah gelombang pasang yang mematikan. Aku teringat peristiwa maha-dahsyat di Aceh setahun sebelumnya.

Teriakan demi teriakan berlafalkan kata yang sama, tsunami, membuatku lemas. Aku, yang saat itu masih diantar jemput oleh orang tuaku, mendadak linglung. Aku tidak tahu harus pergi meninggalkan gedung sekolah dengan apa. Motor jelas di rumah, sepeda juga. Akhirnya kuputuskan untuk nebeng salah satu teman. Sekenanya. Syukurlah, di depan gerbang sekolah aku menemukan ibukku dan adikku yang sedang menunggu untuk menjemputku pulang.

Geger!! Jalan raya Godean ramai dipadati kendaraan bermotor dan sepeda. Ada apa? Ada isu tsunami! Dengan susah payah motor yang dikemudikan ibuku melaju ke arah barat, ke arah rumah. Gerombolan masa pun memacu kendaraan mereka ke arah barat, ke arah pegunungan menoreh, lokasi yang dianggap aman dari gelombang tsunami.

Nyatanya, tsunami itu tidak menerjang. Rumor tersebut dihembuskan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab demi keuntungan diri pribadi. Nyatanya, gempa 5,9 skala Ritcher tersebut telah meluluhlantakan Jogjakarta. Bantul, daerah terparah, mencatat adanya korban jiwa sebanyak ratusan ribu. Kami berduka!

Gempa Jogja, 9 tahun silam, membawa banyak cerita dan pengalaman. Bahwa kita hanyalah butiran debu di hadapan "mother nature". Kita hanyalah butiran debu di hadapan Sang Kuasa.

Kini, Jogja sudah bangkit. Jogja sudah kembali penuh semangat.


Sebuah refleksi dan permenungan
memperingati 9 tahun peristiwa tak terlupakan.

Jogja, 27 Mei 2015
Fransiska Wahyuningtyas


Tuesday, May 26, 2015

Sogen Parfums Love: My Love

Hi readers!!

Ceritanya, sore tadi aku ke Ind*maret sama adekku dengan maksud untuk beli body spray untuk adekku dan beli sekedar cemilan dan vitamin rambut. Eh, pas lewat di rak body mist dan wewangian wanita, aku nemu sesuatu yang eye-catching. Biasalah, aku emang mudah terdistraksi dengan sesuatu yang berwarna candy-candy atau pastel. Apa itu? Ini dia!!!


Tuh kan, cute banget packaging-nya. Siapa coba yang tidak terdistraksi saat melihat kemasan parfum yang semacam ini.

Well, perkenalkan produknya. Ini adalah Sogen Parfums Love. Apa itu Sogen Parfums Love? Sogen adalah merk parfum yang berasal dari London, England. Denger-denger dari beberapa blogger, Sogen sudah menjual produk parfumnya di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia yang diproduksi dan didistribusikan dibawah naungan Sogen Asia. Nah, parfum Sogen yang sudah diluncurkan di Indonesia ada 2, yaitu: So...? dan Parfums Love. Untuk produk So...? ada 2 macam wewangian: So...? Sensual dan So...? Desirable. Sedangkan untuk produk Parfums Love ada 3 macam eau de toilette (EDT): My Love, You & Me, dan Lost in Love.


Pilihanku untuk first trial wewangian ini adalah Parfums Love varian My Love tipe eau de toilette. Menurut website resmi-nya, My Love memiliki deskripsi wangian sebagai berikut:
My Love adalah wewangian bagi para gadis yang mendambakan dan percaya pada cinta serta kebahagiaan sejati...Wewangian yang yummy dan anggun ini sangat manis dan feminin. Aroma buah Blackcurrant dan Lemon yang dicampur dengan Jasmine, Passion Fruit dan Musk akan membuat kamu menginginkan lebih!

Memang sih, deskripsinya tepat dengan aroma wangian yang dipersembahkan oleh My Love. Wanginya sangat girly dan manis. Cocok untuk mereka pendamba "dreamy world" dan lolipop, hihihi. Bagiku wanginya cukup menyenangkan dan fair sih, tidak terlalu manis ketika sudah menyatu dengan panas tubuh dan aroma alami kulitku *anggap saja kulit ada aromanya, haha*. Selain itu, produk EDT yang satu ini juga awet wanginya. Jadi tidak perlu sering-sering semprot sana semprot sini.

Kemasan dari eau de toilette ini adalah botol kaca dengan tutup plastik warna merah muda. Volume-nya adalah 15ml dengan harga yang sangat terjangkau, yakni hanya IDR20,000. Kemasannya yang mini menjadikan EDT ini praktis untuk dibawa kemana-mana, bahkan traveling ke luar negeri. Sayangnya, botolnya yang terbuat dari kaca dan tutup plastik membuatnya terkesan rapuh. Lebih baik sih membawanya beserta kemasan box-nya karena box tersebut akan menjaga agar botol tetap aman dari kerusakan.

Selain menawarkan produk EDT, Parfums Love juga menawarkan varian Body Mist dengan aroma sama namun dikemas dalam botol plastik yang ringan. Niatku sih pengen beli yang varian So...? Desirable karena wangi-nya mirip dengan lulur copacabana yang aku pakai. Tapi, aku masih menanti produk dari Sogen yang lain karena berdasarkan beberapa sumber di internet, Sogen memproduksi berbagai macam varian wewangian serta produk-produk lain seperti dry shampoo, deodorant, dll.


~xoxo~


Monday, May 25, 2015

Pusing Pala Beibi

Hi readers!!


*Mohon maaf kalau judulnya ke-alay-alay-an*

FYI, di post kali ini aku mau sedikit curhat (lah, kayak biasanya nggak curhat aja Yas!)
Alkisah, sejak pertengahan minggu lalu hingga hari ini, berasa kerjaan di kantor tiada henti-henti-nya, malahan semakin banyak dan kompleks. Diawali dengan dibangkitkannya kembali sebuah proyek (baca: proyek A) yang mana pada awal tahun kemarin di-mati suri-kan. Ini berarti aku harus kembali bergabung menggarap proyek ini disamping pekerjaan rutin yang sudah menjadi job-desc ku. Kedua, munculnya calon proyek baru yang tidak main-main. Ini nih yang membuatku pusing, mules, dan meriang. Bukannya tidak mau menerima atau mengerjakan hal baru yang notabene akan sangat menguras tenaga dan pikiran (btw, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dengan sebisa mungkin menjauhi si zona nyaman), tapi yah, yang satu ini (sebut saja proyek B) cukup membuat nervous. Proyek B akan memiliki turunan kegiatan yang berwujud proyek X, Y, Z, dan sebagainya (tergantung proposal-nya goal atau tidak). 

Selanjutnya, masih ada proyek C yang mana deadline-nya sudah semakin dekat. Yah, meskipun eksekusi-nya masih akhir Agustus-akhir September tapi persiapannya harus selesai pada bulan Juni ini (yang mana proyek B juga memiliki deadline untuk proposal-nya di pertengahan Juni). Proyek C ini yang bikin geregetan adalah masalah anggaran (cost-sharing) dan partner di luar institusi yang mana kadang membuat pala Beibi semakin nyut-nyutan. Disamping ketiga proyek tadi, proyek D sudah mulai mengintip. Proyek D akan menjadi project alpha, alias proyek utama dan terbesar. Proyek D akan dieksekusi pada November 2016, namun karena akan melibatkan kurang lebih 200 peserta dari negara-negara se-Asia Pasifik, bisa dibilang jika bulan Mei ini, persiapan sudah harus dilakukan. Yah, kira-kira baru 7,5% persiapan yang berhasil kami lakukan di bulan ini *sedih*.

Masing-masing proyek pasti membutuhkan persiapan yang matang. Namun, yang bikin pusing pala Beibi adalah bahwa ada beberapa proyek yang deadline-nya saling bertabrakan, meskipun eksekusi-nya mungkin tidak bersamaan. Jadi maksud dari ditulisnya post ini adalah bahwa aku sedang mencari pelarian dimana aku bisa "sharing" beban yang beberapa waktu ini (dan juga waktu yang akan datang) menggelayut manja di pikiranku. Yah, daripada stress sendiri, lebih baik ditulis disini. Hehehe.


"Tetap sehat tetap semangat, supaya kita tetap bisa jalan-jalan lagi" - Bondan Winarno -

~xoxo~


Wednesday, May 20, 2015

Things Happened This Week

Hi readers!!

It's been a week I don't update my blog. Hmm, there must be many things happened during this week. Well, one of the most unpredictable things happening this week is that my long lost "brother", you name it, greeted me on my social media account. I can say that it's unnecessary but it is. However, like the previous, he disappeared in second. Such a mysterious appearance, right.

Another thing happened this week is that I had new job to do at my office. You see, my senior, who was used to handle most of the administrative parts, moved to another division. It means that I have to take her job. I have to write and issue letters for international purposes, arrange meetings, handle correspondences, etc. It is exhausting, I know, but I think it is challenging. It is not my comfort zone, so, I can learn many things by doing this new job. Just wish the best of luck for me ^^


~xoxo~




Monday, May 11, 2015

A Story about Japan: Mahasiswa Pulang dengan Selamat, Kantor pun Kebanjiran Oleh-Oleh

Hi readers!!!

Still remember my old story about my students who went to Japan for seminar? If you don't, please refer to this post!
Jadi ceritanya, minggu lalu mahasiswa yang pergi ke Jepang kembali pulang ke Indonesia. Salah satu mahasiswa yang aku khawatirkan karena sempat kehilangan paspor di Haneda, Tokyo, akhirnya sampai Indonesia dengan selamat. Tentunya bersama teman-teman mahasiswa yang lain juga kembali ke Indonesia dengan selamat. Lega rasanya mendapati bahwa mereka semua bisa kembali ke Indonesia tanpa kurang satu hal pun.

Banyak cerita seru yang mereka bawa ketika mengunjungi kantor tempatku bekerja. Mulai dari cerita mengenai perjalanan yang melelahkan sekaligus menantang karena semua dari mereka baru pertama kali menginjakkan kaki ke Jepang, meskipun beberapa dari mereka sudah ada yang pernah sampai ke negeri China bahkan Eropa. Jepang memberikan tantangan baru bagi mereka terlebih ketika mereka bertemu dengan penduduk lokal yang hampir tidak bisa berbahasa Inggris maupun mengeja alfabet (dan itu terjadi ketika mereka mencoba menanyakan arah dll, alhasil jurus pemecahan sandi pun digunakan, LOL). 

Cerita berlanjut ke acara dan kegiatan seminar disana. Dari cerita mereka sih acaranya sangat menyenangkan - ahh, jadi pengen - terlebih saat mereka berkunjung ke pabrik dan atau industri di sekitar lokasi seminar. Dan hal yang bikin sangat amat iri adalah mereka berhasil menjumpai 2 hal yang sangat unforgettable yet exciting, yaitu sakura dan salju. Yap, saat ini sudah mulai musim semi, yang artinya sakura sudah blooming. Tapi kok ada salju? Nah, ceritanya mereka seminar di daerah pegunungan yang mana masih berhawa dingin, dan sisa-sisa salju di tanah masih lumayan banyak, apalagi jika berada di daerah yang sedikit mendaki (dan mereka memang sengaja menuju ke lokasi bersalju tersebut demi mendokumentasikan serunya bermain bola salju).

Overall, aku sudah cukup bahagia dan terhibur sekaligus termotivasi mendengar cerita mereka. Apalagi ujung-ujungnya dibagi oleh-oleh *haha*. Yah, meskipun belum berkesempatan untuk beli tiket ke Jepang, icip snack dari Jepang dulu deh.

All about matcha: Petit24 coco chips matcha biscuits & KitKat matcha

All about chocolate

My favorite!! Enak dan imut ^^

Sebenarnya masih ada beberapa oleh-oleh makanan yang lain yang ditinggal di kantor untuk dimakan bareng, macam pocky matcha, japanese rice cracker with nori seaweed snacks (yang ini aku nyerah untuk makannya, rasanya nggak cocok di lidahku), dll.

Domo arigatou gozaimasu!

~xoxo~


Saturday, May 9, 2015

Me VS Orang yang Malas Berusaha

Hi readers!

"Malas" adalah salah satu sifat alamiah yang pasti dimiliki oleh setiap manusia, bahkan makluk hidup lainnya. Tidak dipungkiri bahwa bermalas-malasan adalah hal termudah untuk dilakukan, tidak perlu banyak usaha dan membuang energi. Tapi yang namanya "malas berusaha" itu beda perkara. Jika mau meraih sesuatu yang kita inginkan ya harus jauh-jauh deh dengan perihal "malas berusaha".

Aku punya sedikit pengalaman, sebenarnya banyak sih tapi cukup mengutip satu saja sebagai contohnya. Jadi begini, beberapa hari yang lalu seorang teman mengontak-ku. Seperti sebelum-sebelumnya, dia mengontak-ku untuk tanya-tanya mengenai job vacancy. Well, sebagai teman yang baik aku mengabari dia mengenai suatu career expo yang patut untuk dicoba, dulu memang aku sudah berjanji padanya untuk selalu mengabari dia jika ada jadwal job fair dll. Percakapan via media chatting pun berlanjut dengan pertanyaan yang sama yang pernah dia lontarkan beberapa bulan sebelumnya. Aku sudah menduga, dia sedang berada dalam situasi yang sama atau serupa dengan situasi beberapa bulan sebelumnya, yakni masalah tes pelamar kerja.

You know what, aku sedikit agak malas kalau lagi-lagi harus menjawab pertanyaan yang sama dengan yang sudah dia ajukan beberapa bulan sebelumnya. Maksudku begini, kalau dulu sudah dijelaskan panjang lebar, kenapa musti tanya lagi? Poin kedua mengapa aku jadi sewot adalah dia menceritakan jika dia ingin lolos tes, khususnya tes wawancara, tapi menurut pengamatanku dia sendiri secara pribadi malas untuk berusaha.

To make it clear, dia bilang kalau dia kurang fasih berbahasa Inggris dan takut menghadapi tes wawancara dalam bahasa Inggris. Okay, berbicara menggunakan bahasa asing memang cukup menegangkan dan stressful, aku juga pernah mengalaminya. Tapi, bahasa itu berbeda dengan ilmu eksak macam fisika, matematika, atau kimia. Bahasa itu bisa diimprovisasi. Lagipula, bahasa bisa dipelajari dengan banyak cara karena belajar bahasa lebih mengarah ke ingatan, pelafalan, dan rasa percaya diri. 

Dan satu hal lagi, bahasa Inggris bagi orang Indonesia adalah Foreign Language, bukan Second Language lho. Jadi, sudah pasti banyak orang yang maklum jika pelafalan bahasa Inggris kita "medhok" atau tidak se-perfect para native atau mereka yang menjadikan bahasa Inggris sebagai Second Language. Nah kalau sudah begitu, kenapa tidak berusaha untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggris kita secara mandiri? Toh banyak sumber di Internet yang bisa kita optimalkan. Bahasa Inggris juga nggak sesulit bahasa Mandarin atau Thailand yang dengan tulisan "aduhai"nya dan "tone" per kata-nya yang susah untuk dipelajari.

Aku bukannya tidak mau membantunya untuk belajar. Tapi, belajar bahasa itu perlu melewati beberapa tahapan. Nah, jika dia merasa bahasa Inggris-nya belum oke dan jadwal tes wawancaranya tinggal 1x24jam dari waktu dia mengontak-ku, so, what should I do then? Kenapa nggak sejak beberapa bulan sebelumnya dia belajar? Kenapa harus serba mendadak? It sucks you know! Aku nggak mau lah dituduh pelit ilmu, yang salah itu timing-nya. Kenapa serba mendadak dan kenapa malas berusaha jika mau meraih sesuatu. Bro, hidup itu penuh pengorbanan. Jika kamu pengen mendapatkan sesuatu, berkorbanlah. Korbankan waktumu barang satu atau dua jam sehari untuk belajar bahasa Inggris via internet. Kalau dalam waktu satu bulan, sudah 60 jam kan? 60 jam sudah bisa membantumu untuk improve bahasa Inggrismu.

Sebagai contoh saja, aku pernah mendengar cerita dari orang Jepang. You know, most of Japanese people learn English only at Junior or Senior High School. SD mah jarang yang ada pelajaran bahasa Inggris. Lagipula, mereka sejak kecil tahunya huruf kanji dan sebangsanya, bukan huruf alfabet seperti yang kita pelajari sejak TK. Jadi bisa dibayangkan bukan, mereka tidak hanya belajar pelafalan kata, grammar, dan vocabulary, tapi mereka juga harus belajar alfabet hanya untuk bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Selebihnya, banyak orang Jepang yang fasih berbahasa Inggris karena mereka belajar secara mandiri (itu kata Sensei-nya). 

Nah, balik lagi ke temanku tadi, apa masih mau mengajukan excuse lagi? You'll never learn something if you don't want to wake up and do something. Nggak usahlah malas-malasan dan beralasan kalau nggak ada waktu untuk belajar sendiri atau belajar itu harus ditemenin sama yang udah ahli (kalau ilmu eksak sih emang harus gitu, Bro). Come on! Yang mau dapat kerjaan itu kan kamu, bukan aku, jadi kenapa tidak berusaha? Aku mau sih bantu kamu, tapi timing kamu nggak pas, mana ada belajar dengan waktu mepet akan menghasilkan hasil yang maksimal. Just wish you the best of luck! You're my friend and I will always support you, but I won't let you get spoiled. I want you to be tough, initiative, and independent!!!



Just a sharing

~xoxo~


Wednesday, May 6, 2015

I Do Hate Farewell

Hi readers!

Farewell is the hardest thing I have to face. I do not like farewell, whatever it is. For me, farewell hurts, yah, except with someone I dislike the most, LOL. This week, my senior coworker got promoted. It means that she has to move to another office, even though it is still under the same institution with me. It makes me hurt by the way. I like her, she is like my second mother, she is wise and helpful as well. I learned many things from her, but it is not enough for me. This sudden farewell makes me sick. I know that I still have a co-worker in the same division. However, I realize that it is quite hard to run an office without her inside.

Well. farewell Ma'am. I wish you the best of luck. See you when I see you!!


~xoxo~


Monday, May 4, 2015

I Choose to Be "a Bit" Different

Hi readers!

Are you following mainstream or anti-mainstream? Well, I think it's easier to follow the mainstream because you don't need to struggle to do it. You just need to follow the flow wherever it may bring you to. Choosing to follow anti-mainstream is not easy even though it is. There must be plenty contradictions coming from me and people nearby. One thing that I concern the most during following anti-mainstream 'idea' is that I choose not to use smartphone. You know, it is kind of so yesterday by not using smartphone. I know that and I accept that. However, I choose not to use smartphone due to my own reasons.

I prefer not to use smartphone because I do not really need it. You know, smartphone becomes very viral since 2010. It has been 5 years I am not using smartphone since that era. I know that using smartphone brings a lot of benefits, especially for communication. Many people claim that smartphone ease the effort to contact as many people as possible. There are a lot of applications everyone can take for granted. Well, I realize that sometimes I really want to use smartphone since there are many exciting applications I can use to stay up to date and keep in touch with many people and many of my long lost friends. However, I think my current phone is enough. It is not an old fashioned phone which cannot connect to the internet. It is a quite modern phone which I bought in the middle of 2011. This phone can be used to access the internet, even though it is not as sophisticated as modern smartphone. I can access online chatting application, called Whatsapp, to have fun chat with friends and family.

I think, as long as my phone can be used to handle every communication, it is fine for me. One of my friends told me that I have to get a smartphone to keep in touch with her. You know what I said to her. I don't need a smartphone yet. If she wants me to contact her, I may use SMS or phone call. It's conventional, I know, but if your phone can do those things to communicate, why don't you use them optimally?

If you think I'm old fashioned, I deny it. Well, yes, I'm a bit conventional in the matter of using gadget. But, I have been planning to get a smartphone this year. Why? It is because finally I need it to support my job. Still, I don't want to drop my old phone out. I need it as well.


At my desk
After some chit-chat with my long lost friend
~xoxo~



Friday, May 1, 2015

Self Reward is Important

Hi readers!!!

Self reward adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Dengan memberikan self reward kita dapat mengapresiasi segala hal dan usaha yang sudah kita lakukan, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bagiku secara pribadi, self reward itu sangatlah penting. Self reward dapat membantuku mengurangi rasa stress dan dapat meningkatkan semangat. Biasanya, setelah melakukan hal-hal yang menguras tenaga dan otak, aku biasanya memberi diriku suatu reward. Bentuk reward-nya macam-macam tergantung mood dan juga kebutuhan. Untuk bulan ini, berhubung diriku menghadapi hal-hal yang stressful selama bertubi-tubi khususnya di kantor, maka aku memutuskan untuk memberikan diriku self reward untuk sekedar re-charge semangat. Nggak banyak sih self rewardnya, tapi cukuplah untuk menyenangkan diri sendiri :)

Drink Can, Purse, Wedges

Self reward-ku nggak jauh-jauh dari barang-barang yang aku butuhkan dan aku sukai.

1. Tropical Leopard Coolgear Can
Tempat minum adalah salah satu benda yang aku butuhkan. Secara di kantorku kalau mau ambil minum musti ke pantry di lantai 1, sedangkan aku kerja di lantai 2. Daripada bolak balik makanya aku lebih suka bawa minum dari rumah. Aku membeli tempat minum yang satu ini karena motifnya dan desainnya yang unik. Bentuknya menyerupai soft-drink can. Selain itu, Coolgear can yang satu ini juga BPA free dan washable. Coolgear can macam ini tersedia dalam berbagai motif, bisa dibeli di Acehardware.

2. Leopard Purse
Lagi-lagi leopard :) Aku memang penggemar animal print. Leopard adalah salah satu motif yang paling favorit buatku. Purse yang satu ini aku hadiahkan pada diriku agar barang-barang semacam jepit rambut, lipstick, bedak, kaca, dll tetap tersimpan rapi di dalam tas.

3. Wedges Sandals
Self reward yang terakhir adalah Wedges Sandals by Yongki Komaladi. Yep, membeli alas kaki adalah hal yang sangat relieving bagi wanita, termasuk aku. Dan sandal Yongki Komaladi ini worth the money banget. Aku suka karena modelnya semacam sendal Docmart meskipun yang ini versi wedges.

Kalau readers gimana? Ada juga yang suka memberi reward pada diri sendiri?


~xoxo~


Monday, April 27, 2015

Shocking News on Monday Morning

Well, basically I'm not Monday-hater. I love Monday as I love other working days. However, sometimes, Monday is the most unpredictable day in a week. Monday is very surprising like what happened this Monday.

It was 7.30 o'clock in the morning when I opened my email, like what I usually do every day at my office. I found an email containing very shocking news from my working partner overseas. She told me and my colleague that one of my students, who are joining a program overseas, has just lost her passport, credit card, and some money. Well, this news totally broke my mood today. I knew that my working partner has been handling everything including contacting Indonesian Embassy there. However, it still broke my day. Hope everything would be fine as soon as possible. Now, I keep trying to reach my students there.


At my desk

~xoxo~


Friday, April 24, 2015

If You Don't Know Me That Well, Don't Judge Me Ever!!!

Judging seems to be very common habit lately. People do love judging others. No matter what, they keep judging even though they don't know who the person/people they are judging on. To be honest, I don't like judging people. Well, I know I did it, sometimes, but I don't really like doing it. It makes me sick. Emm, sorry to say, but I just don't care about people I don't know well. I don't care for what he/she does. To me, what they do is their own business. As long as they don't bother mine, I won't care what they do.

However, judging-habit becomes my top concern now for I have experienced it many times. I just don't understand why most of my acquaintances love judging others. They said to me and other people nearby that "this girl is blah blah" or "that man is blah blah" even they don't really know the people they are talking about. Please, people, stop doing that! Don't act like a jerk if you don't want people call you a jerk!

If you don't know me that well, please don't say anything about myself which is not true or which you are not sure if it is true. Don't make any opinion based on your own thought if you realize from your deepest heart that your opinion about me is just your own thought which is made by you, yourself. We can be friends since I love making friends. But, don't ever think that we can be friends if you just want to spread some words that are not true about me to others. Don't judge me for what you've seen at me, unless you know me so well.


At my desk
-Self reflection-

xoxo


Wednesday, April 22, 2015

Bekerja = Mengembangkan Diri

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari "Bekerja". Bekerja bukan hanya melulu menggeluti pekerjaan tapi Bekerja juga bisa dijadikan sarana untuk belajar dan mengembangkan diri. Melakukan pekerjaan sehari-hari, bahkan yang monoton, bukannya tidak mungkin untuk membuka kemungkinan bagi kita untuk kembali belajar. Belajar memperbaiki diri, memperbaiki kesalahan, dan masih banyak lagi.

Berbicara mengenai "Bekerja", saat ini aku bekerja di sebuah institusi pendidikan tinggi negeri di kota Gudeg. Kantor tempatku bekerja adalah Kantor Urusan Internasional. Bekerja di Kantor Urusan Internasional adalah hal yang benar-benar baru bagiku. Aku sama sekali tidak memiliki pengalaman bekerja di bidang yang sama sebelumnya. Namun, bagiku, keluar dari zona nyaman dan menerima tantangan untuk bekerja di bidang yang baru adalah sebuah kesempatan emas untuk mengembangkan diri.

Bekerja di Kantor Urusan Internasional melatihku untuk kembali mengasah kemampuan korespondensi dan diplomasi dalam bahasa Inggris. Selain itu, aku juga harus menguasai hospitality untuk tamu asing. Meskipun dulu sewaktu kuliah aku pernah mengambil mata kuliah yang terkait dengan Cross Cultural Understanding dan Service Program Design, tapi nyatanya teori perkuliahan hanya terpakai sekian persen untuk mendukung pekerjaanku yang berhubungan dengan tamu asing. Mau tak mau aku harus memasang strategi learning by doing dan trial and error. Memang terkesan riskan sih, tapi ya mau bagaimana lagi, kalau tidak mau belajar pasti aku tidak akan berkembang.

Dari pekerjaanku inilah aku memetik berbagai pelajaran hidup *ceileehh*. Aku belajar manajerial; bagaimana me-manage pekerjaan-pekerjaan yang datang silih berganti bahkan kadang menumpuk satu sama lain, bagaimana memilah pekerjaan berdasarkan skala prioritas dan urgensi. Aku juga belajar self-management; bagaimana me-manage diri sendiri, me-manage emosi (harus punya stok kesabaran ekstra *hihihi*), me-manage waktu, dan sebagainya. Selain itu, dari pekerjaanku aku belajar bagaimana menjalin kerjasama yang baik dan how to deal with many things and many people. Tak hanya itu, aku juga belajar bagaimana untuk membuat tindakan preventif dan respon positif terhadap sesuatu hal yang sebenarnya tidak diharapkan untuk terjadi namun ada kemungkinan untuk terjadi.

I love my current job. Aku mencintai pekerjaan yang sedang aku lakukan. Bekerja di Kantor Urusan Internasional adalah salah satu cita-cita kecilku. Cita-cita yang lain adalah Bekerja di Kantor Imigrasi maupun Kantor Kedutaan. Kenapa demikian? It's because I love working with foreigners. I love working with many people from overseas.


At my desk
Refleksi sehabis menjalani hari dan jam-jam yang super hectic selama 2 bulan terakhir ini.

~xoxo~

Tuesday, April 21, 2015

Perayaan Hari Kartini di Kantor



Hello readers!
Hari ini, Selasa, tepat tanggal 21 April 2015 yang mana adalah Hari Kartini. Siapa itu Kartini? Kenapa ada Hari Kartini? Seluruh rakyat Indonesia pasti tahu siapa itu Kartini. Kartini atau Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan di Indonesia kelahiran Jepara 21 April 1879. Beliau pelopor gerakan "emansipasi wanita" di Indonesia. Berkat kegigihan beliau dan semangat beliau yang menyala-nyala untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan gender equality, banyak wanita Indonesia yang terinspirasi. Oleh karena itu, dicetuskanlah Hari Kartini untuk memperingati hari lahir beliau.

Ngomong-ngomong tentang hari Kartini, sudah menjadi kebiasaan bagi mayoritas masyarakat di Indonesia untuk memperingatinya dengan parade pakaian adat. Meskipun Kartini berasal dari Jawa (Jawa Tengah) tidak berarti pakaian adat yang dipakai untuk parade harus dari Jawa. Justru moment ini juga dijadikan untuk mempromosikan Bhineka Tunggal Ika (alias keragaman Indonesia dari segi suku, budaya, adat, dll yang disatukan dalam satu tanah air Indonesia).

Gegap gempita Hari Kartini juga terasa di kantor tempatku bekerja. Kebetulan aku bekerja di Institusi Pendidikan Negeri, jadi angin gempita perayaan Hari Kartini mampir juga di kantor. Alhasil, kami para staff perempuan, khusus untuk hari ini, memakai Kebaya. Bukannya kenapa-kenapa sih, tapi lucu-lucuan saja. Sebelum mulai bekerja seperti biasa, kami menyempatkan diri untuk foto-foto. Semoga Hari Kartini selalu menginspirasi setiap wanita di Indonesia.

Aku, Lina, Shinta, Nina, & mb Monik



~xoxo~

Monday, April 20, 2015

Antara Aku dan Kebiasaan Menabung

Menabung hampir selalu menjadi sebuah wacana bagiku. Terkadang aku sudah sangat excited-nya untuk menabung dan sudah mengumpulkan pundi-pundi yang lumayan, namun hal ini tidak bertahan lama. Pernah sudah sampai sekian juta, kemudian ada saja hal-hal yang kemudian membuatku menguras tabungan, seperti: laptop mendadak mati, tas mendadak rusak, ada buku-buku bagus yang terbit subsequently, dan lain sebagainya. Alhasil, menabung adalah hal yang cukup sulit untuk aku lakukan.

Saking susahnya menyisihkan uang tanpa mengutak-atiknya di kemudian hari membuatku memutuskan untuk menjadikan "MENABUNG" sebagai salah satu resolusi 2015 ini. Mulai dari "nol" kataku waktu memutuskan untuk memasukan kegiatan menabung dalam daftar resolusi 2015. Sejak Januari lalu, aku mulai menyisihkan sebagian gajiku untuk ditabung, yah meskipun masih bolong-bolong alias masih sering aku comot untuk kebutuhan tak terduga yang sangat urgent tapi setidaknya saldo tabungan di bank masih bisa dibanggakan :)

Selain menabung, perencanaan keuangan yang baik harus menjadi salah satu plot yang wajib aku jalani demi terciptanya status financial yang kuat *ahh, bahasanya vickynisasi sekali*. Maksudnya, biar pengeluaranku lebih terkontrol. Toh, aku juga termasuk pekerja kantoran yang punya gaji pokok, jadinya membuat perencanaan keuangan bulanan bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan karena selalu ada income yang stabil tiap bulannya.

Post ini aku buat untuk self-reminder agar aku nggak asal-asalan lagi menggunakan gajiku tiap bulannya. Syukur-syukur bisa menabung dan bisa digunakan untuk traveling, memenuhi kebutuhan mendadak, memulai suatu bisnis, atau hal-hal lain yang memuaskan batin.

MARI MENABUNG!!!


~xoxo~
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net