Tuesday, July 28, 2015

What a Tough Week: Farewell Grandpa!

Hi readers!!

Minggu lalu menjadi minggu yang paling berat dalam hidupku. Ada banyak kejadian yang sempat membuatku lelah dan sedih. Awal minggu lalu adalah awal yang menyenangkan. Saudara banyak yang berkunjung ke rumah, sebaliknya, aku dan keluarga juga banyak mengunjungi saudara lainnya dalam rangka Lebaran. Kemudian hari berjalan seperti biasa. Tapi, tanpa disangka-sangka, pada hari Jumat, 24 Juli 2015 pukul 16.00WIB, Simbah Kakungku dipanggil Tuhan. Simbah tidak mengalami sakit yang berarti, sehingga hal ini benar-benar mendadak dan membuat kami yang ditinggalkan seolah tak percaya.

Terkait meninggalnya Simbah Kakung, aku sebenarnya sudah ada firasat, tapi lagi-lagi, aku selalu mengabaikan firasat yang datang. Sekitar beberapa hari sebelum Lebaran, mata bagian kiriku sering berkedut lama. Agak mengganggu memang, bahkan aku sudah berniat untuk periksa ke dokter, takut ada masalah di saraf/otot di sekitar kelopak mata kiriku. Bahkan kedutan yang amat mengganggu tersebut terjadi hingga hari Kamis, sehari sebelum Simbah Kakung meninggal.

Ajaibnya, pada hari Jumat itu, kedutan di kelopak mata kiriku yang hampir setiap beberapa jam sekali muncul, seolah hilang. Sampai hari ini pun sudah tidak muncul sama sekali. Percaya nggak percaya, mungkin itu memang sebuah firasat.

Dari cerita yang kudengar dari orang rumah dan saudara, Simbah Kakung meninggal dalam keadaan yang sangat baik. Simbah bahkan seolah sudah tahu kalau akan segera pulang kepada Sang Pencipta. Beberapa jam sebelumnya, beliau bercerita banyak dan memberikan banyak nasehat serta wejangan bagi anak-anak, cucu-cucu, dan cicit-cicitnya. Sayangnya, aku tidak sempat melihat Simbah pada menit-menit terakhirnya karena masih dalam perjalanan dari kantor. Tapi, aku sudah ikhlas Simbah berpulang, meskipun awalnya aku masih belum bisa menerima kenyataan. Ya mau bagaimana, Simbah Kakung (dan almarhumah Simbah Putri) adalah kedua eyangku yang aku temui setiap hari karena rumahnya tepat di samping depan rumahku.

Minggu kemarin memang benar-benar menjadi minggu yang berat sekaligus minggu yang banyak memberikan pengalaman berharga bagiku. I will keep moving on.


Farewell my super Grandpa. You are one of the most generous and sincere persons I know. May you rest in peace.
~ xoxo~
Your "little grand daughter"

Sunday, July 19, 2015

My Favorite Skincare: Biore Body Lotion Glowing Bright

Hi readers!!

Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali ke dunia per-review-an. Kali ini aku mau review salah satu produk skincare/drugstore yang menjadi favoritku. Ceritanya sih, aku langsung jatuh cinta pada produk ini sejak pertama menggunakannya. Bisa dilihat di judul post ini, produk skincare yang akan aku review adalah Biore Body Lotion Glowing Bright with Anti-Pollution Technology.



Biore Body Lotion Glowing Bright adalah satu dari tiga varian Biore Body Lotion yang ditawarkan. Aku memilih varian yang satu ini karena memang mencari body lotion yang mengandung tabir surya/UV filter. Dengan demikian, produk ini bisa aku gunakan baik siang maupun malam, meskipun kalau digunakan pada malam hari si tabir surya ini tidak berfungsi optimal.

Friday, July 17, 2015

What A Foggy Morning: Friday, 17 July 2015

Hi Readers!!

Today is the first day of Eid Mubarak celebration. I woke up earlier than I used to during holiday. I woke up before 6am. What made me quite shocked this morning was the fog. It is quite rare in my area to get dark and heavy morning fog. However, this morning was so foggy. I could not even see something farther than 3 meters in front of me. It was terrible and cold as well. Since it is a rare natural phenomenon, I took some pictures to document it. My cats, Louie and Thomas, were willing, and also happy, to become my model. Just enjoy them, peps!

The whole pictures were taken at my backyard, in which there are paddy fields. I love these pictures for they look like "surreal" and "magical" fairy tale. 













~xoxo~


Monday, July 6, 2015

THR Effects

Hi readers!!

Jadi ceritanya, kemarin Minggu (5 Juli 2015), aku mengantar adik kesayanganku untuk berbelanja baju. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, uang Tunjangan Kesejahteraan dari kantorku sudah cair dan aku juga sudah janji pada adikku untuk mengantar sekaligus mentraktirnya berbelanja baju. Kamipun menuju salah satu kawasan belanja yang paling terkenal sekaligus tertua di Jogja, yakni kawasan Malioboro. Kami sengaja berangkat lebih awal karena takut jalanan macet dan tidak kebagian tempat parkir. Tapi ternyata, kami masih kalah pagi. Jalan Malioboro padat merayap, dan sebagian besar tempat parkir sudah penuh sesak. Untungnya, kami masih kebagian satu slot tempat parkir sehingga masih bisa parkir dengan nyaman.

Setelah berkutat dengan kegiatan parkir, kami segera menuju Malioboro Mall. Mall yang relatif berukuran kecil (bila dibandingkan dengan mall-mall lain di Jogja) sudah penuh sesak bagaikan lautan manusia. Melihat kondisi yang demikian, kamipun memutuskan untuk sesegera mungkin menuju spot dimana kami hendak berbelanja baju tersebut. Sesampainya disana, kami malah bengong. Jangankan bisa memilih baju dengan nyaman, konter pakaian yang sempit tersebut malah dipenuhi dengan bermacam display. Tentu hal ini semakin menyulitkan para calon pembeli, belum lagi di area tersebut juga terdapat banyak calon pembeli lain yang saling berdesakan.

Setelah lewat dari setengah jam memilih dan memilah, kamipun menyerah. Menyerah tanpa hasil apapun. Bahkan label diskon 50% keatas sama sekali tidak menarik minat kami lagi untuk membeli. Too crowded! Apakah ini efek dari THR atau Tunjangan Hari Raya? Sepertinya memang benar demikian. THR yang cair di awal bulan memang menjadi "hadiah" luar biasa bagi banyak orang, khusus-nya kaum pekerja sehingga banyak diantaranya yang tidak mau menyia-nyiakan momen untuk membelanjakan uang THR tersebut. *termasuk aku*

Besok-besok nggak lagi-lagi deh kalau macam begini jadinya. Sudah kaki gempor, lelah, pusing pula. Belanja sih belanja, tapi memang timing harus diperhatikan deh!


~xoxo~



Friday, July 3, 2015

Curahan Hati Seorang Kawan Part 2

Hi readers!!

Pernahkah kalian jengkel dengan co-worker kalian? Well, ada beberapa rekanku yang mengalami demikian. Bukannya tanpa sebab sih mereka jengkel. Sebabnya banyak lah, lha wong aku yang denger ceritanya aja ikutan gemes (dalam konotasi negatif) ke oknum tersebut.

Salah satu temanku, sebut saja dia si A. Dia memiliki co-worker yang cukup disebut si X. You know what? Si A ini jengkel pada si X karena si oknum tersebut selama ini tidak pernah melakukan pekerjaannya dengan baik, justru cenderung menyepelekan yang pada ujungnya, si A harus membereskan pekerjaan si X yang nggak karuan itu. Tapi sayangnya, si X tersebut seolah tidak merasa jika dia tidak bisa memenuhi kewajibannya sebagai sesama worker. Dia dengan santainya makan gaji buta tanpa merasa "sungkan" dengan temanku si A yang ibaratnya sampai membanting tulang di kantor tersebut.

Selain itu, si X ini orangnya sangat money-oriented. Dia suka memilih-milih pekerjaan. Sekiranya pekerjaan tersebut bisa mendatangkan uang tambahan baginya, dia pasti akan menjadi yang pertama menerima pekerjaan tersebut. Sedangkan pekerjaan yang sekiranya masuk dalam job-desc-nya pasti tidak dikerjakan dengan baik.

Aku sebagai rekan dari si A juga pernah mengalami hal yang sama. Dan aku cuman bisa memberikan sedikit kata bagi rekanku si A itu. Intinya, dia harus bersabar dan menjadikan hal ini sebagai tantangan. Namun, nantinya jika penyakit si X ini semakin mengkhawatirkan, tidak ada salahnya jika si A melaporkan hal ini kepada bagian HRD atau langsung ke atasan. Ibaratnya, si X ini sudah mengambil hak orang lain, dan pastinya seberapa besarpun uang yang dia dapat, tidak akan membawa berkah bagi dirinya. We'll see!

Tetap semangat kawan! You're on the right track. Do your job well! Don't get distracted easily by that kind of person and his/her bad attitude!

~xoxo~


Thursday, July 2, 2015

Curahan Hati Seorang Kawan

Hi readers!!!

Baru saja aku di-curhat-in salah satu kawan. Lagi-lagi aku menjadi tempat curhat masalah per-pacaran dan relationship lainnya. Jadilah kami bercakap-cakap via media online chatting mengenai berbagai hal yang kawanku alami. Pada intinya, kawanku itu memiliki pacar. Nah, masalahnya adalah si pacar itu enggan go public alias mempublikasikan hubungannya dengan kawanku itu pada orang lain, ya istilahnya menegaskan kalau mereka berdua memang sedang menjalin hubungan yang special, lebih dari sekedar teman.

Aku sendiri tidak menelisik alasan si pacar kenapa tidak mau go public padahal banyak rekan mereka masing-masing yang saling kenal satu sama lain. It means, sebenarnya tidak ada hal yang memang benar-benar perlu ditutup-tutupi dari mereka berdua. Nah, karena kejadian ini, kawanku menjadi sedikit kecewa karena keduanya jika dilihat memang sudah sama-sama serius untuk jenjang berikutnya.

Dari kisah tersebut, ada beberapa poin yang ingin aku garis bawahi, ya mungkin ini bisa membantu readers lainnya, yang mungkin juga mengalami masalah yang serupa.

Wednesday, July 1, 2015

Shopping is My Cardio

Hi readers!!


Does anyone agree with that?

I do agree.
I like shopping. I love shopping. Somehow, I adore it. Haha, nope, the last one is just a joke!

Well, kesukaanku pada aktivitas shopping dimulai sejak SMA. Pada masa SMA aku terbiasa mengumpulkan sebagian uang saku yang kemudian aku gunakan untuk berbelanja baju, sepatu, tas, atau aksesoris di akhir bulan. Maklumlah, uang saku sewaktu SMA dulu tidak sebanding dengan uang saku anak SMA masa sekarang, jadi musti nunggu akhir bulan baru bisa terkumpul cukup untuk shopping. Dan kebiasaan shopping seolah sudah menjadi hobi atau malah kebutuhan yang memang tidak bisa ditinggalkan, meskipun sekarang musti bisa mengontrol diri lebih baik lagi dalam hal penggunaan uang.

Bagiku, shopping bukan hanya kegiatan menghabiskan uang atau suatu aktivitas hedonis yang memuja kemewahan dan sebagainya. Bagiku, shopping adalah seni dan olahraga. Kenapa aku bilang seni? Karena disini aku melatih diriku untuk dapat menggunakan uang jatah shopping yang sengaja aku sisihkan dari gaji bulananku sebaik-baiknya, misalnya untuk belanja barang-barang kesukaanku, seperti baju, sepatu/sandal, aksesoris, ataupun tas. Shopping juga melatih insting dan kegigihan untuk mencari barang terbaik tanpa harus menyia-nyiakan nominal uang yang ada. Selain itu, shopping barang-barang seperti baju juga melatih seni estetika, yakni bagaimana aku menggunakan pikiranku untuk mengimajinasikan barang tersebut akan aku gunakan seperti apa, bagaimana, kapan, dan dipasangkan dengan apa. Jadi shopping bagiku bukan sembarang aktivitas yang tidak bermanfaat.

Lebih-lebih, bagiku, shopping adalah olahraga, ya olahraga fisik dan olahraga otak. Olahraga fisik tentunya dapat dilihat dari kegiatan shopping yang dilakukan di mall, di pasar, maupun di tempat-tempat lain yang memungkinkan. Penelitian mengatakan bahwa aktivitas shopping dapat membantu manusia untuk membakar kalori dengan persentase yang cukup banyak, in one condition: you wont eat too many calories afterwards, unless you get nothing. Olahraga otak yakni bagaimana me-manage uang dan bagaimana menerapkan seni estetika seperti yang aku sebutkan di paragraf sebelumnya.

Shopping is my cardio. I totally agree with that quotation. Aku setuju jika aktivitas shopping bisa membuatku alive, survive, and sane. Tapi lagi-lagi, aku harus keep reminding my self, kalau shopping tidak boleh berlebihan apalagi menjadi addicted. Lama-lama nanti bisa seperti karakter utama di novel Sophie Kinsella "Shopaholic", Rebecca 'Becky' Bloomwood, yang kemudian terlilit banyak hutang karena ketagihan berbelanja produk-produk ber-merk tanpa mengecek ulang kondisi ekonominya sendiri.

Untuk itu, aku lebih suka menyisihkan gajiku, misalnya 30% untuk shopping, 30% untuk ditabung, dan sisanya untuk kebutuhan sehari-hari (transportasi, jajan kuliner, kolekte, sumbangan, dll) dan kebutuhan tak terduga. Kantong aman, hati nyaman. Saat ini aku masih belajar me-manage uangku dengan sistem 30:30:40 tersebut. Semoga bisa segera menjadi suatu habit yang teratur dan bermanfaat bagi diriku dan orang lain. ^^


~xoxo~



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net