Meracik minuman yang bernama kopi itu sebenarnya nggak gampang. Nggak semua orang bisa meracik minuman kopi dengan takaran yang pas. Bahkan dengan menggunakan kopi instan. Pernah suatu kali aku minum kopi di sebuah tempat makan lesehan di sekitar Jl. Mangkubumi, Jogja. Aku sengaja memesan secangkir kopi susu karena memang sedang pengen minum kopi. Di daftar menu ada beberapa pilihan minuman kopi, baik panas maupun dingin. Aku memilih salah satu jenis kopi yaitu kopi susu. Tak seberapa lama secangkir kopi hangat pun tersaji di meja. Sambil ngobrol, aku sesekali menyesap kopiku. Aishh!! Manis banget! Jadi racikan kopi susu yang aku pesan itu memang murni campuran kopi dengan susu cair. Guess what? Ternyata bapak penjual meracik kopi susu dengan campuran kopi hitam biasa, gula pasir, dan susu kental manis. Padahal kan susu kental manis sudah pasti manis, tak perlu tambah gula juga. Akhirnya, aku cuman meneguk beberapa teguk saja, karena sumpah, manisnya melebihi wajahnya Emma Watson. Sisanya, aku tinggal begitu saja, yang jelas aku bayar penuh kok, meski sedikit agak protes. Dan ini sudah kali kedua aku mendapat kopi kemanisan saat makan diluar.
image was taken from here
Dari peristiwa itu, akupun tertarik untuk menganalisanya dari segi ilmu kehidupan (halah!! Cuman ngawur asal sebut sih, hehehe). Jadi pada intinya, sesuatu yang berlebihan, melebihi dari porsi seharusnya itu, bener-bener tidak akan memberi manfaat yang sesuai. Jadilah apa adanya sesuai porsinya, agar tidak terbuang sia-sia.
No comments:
Post a Comment