Hi readers!!!
Baru saja aku di-curhat-in salah satu kawan. Lagi-lagi aku menjadi tempat curhat masalah per-pacaran dan relationship lainnya. Jadilah kami bercakap-cakap via media online chatting mengenai berbagai hal yang kawanku alami. Pada intinya, kawanku itu memiliki pacar. Nah, masalahnya adalah si pacar itu enggan go public alias mempublikasikan hubungannya dengan kawanku itu pada orang lain, ya istilahnya menegaskan kalau mereka berdua memang sedang menjalin hubungan yang special, lebih dari sekedar teman.
Aku sendiri tidak menelisik alasan si pacar kenapa tidak mau go public padahal banyak rekan mereka masing-masing yang saling kenal satu sama lain. It means, sebenarnya tidak ada hal yang memang benar-benar perlu ditutup-tutupi dari mereka berdua. Nah, karena kejadian ini, kawanku menjadi sedikit kecewa karena keduanya jika dilihat memang sudah sama-sama serius untuk jenjang berikutnya.
Dari kisah tersebut, ada beberapa poin yang ingin aku garis bawahi, ya mungkin ini bisa membantu readers lainnya, yang mungkin juga mengalami masalah yang serupa.
1. Kawanku harus tegas. Relationship atau pacaran adalah hubungan dua arah antara dua orang, bukan hubungan satu arah yang mana hanya seorang saja yang aktif sedangkan yang lainnya ogah-ogahan. Mungkin ada beberapa orang yang memilih jika hubungan pacarannya tidak diketahui oleh orang lain, tapi bagiku itu tidak masuk akal. Kenapa? Karena biasanya hanya orang yang selingkuh yang menutupi hubungan gelapnya agar tidak diketahui orang.
2. Kawanku harus memastikan lagi komitmen si pacar. Pacaran adalah jenjang penjajakan, yang diharapkan bisa membawa kedua belah pihak menuju jenjang yang lebih serius, yakni pernikahan dan kehidupan berumah tangga. Komitmen yang kuat tentu saja sangat dibutuhkan. Komitmen adalah perwujudan dari cinta, rasa saling menghormati, dan tanggung jawab. Jika si pacar tadi memang serius untuk menuju jenjang selanjutnya, maka dia harus mau dan mampu memegang komitmennya, apapun resikonya.
3. Kawanku harus berani. Jika menilik cerita hati dari kawanku tadi, aku jadi berspekulasi jika relationship yang tengah ia bangun bersama si pacar agak sedikit tidak sehat. Selain faktor si pacar yang enggan go public, entah apa alasannya, kawanku juga merasa kecewa dan tersakiti. Si pacar adalah tipe orang yang super sibuk sekaligus cuek. Sungguh kombinasi yang sedikit "meresahkan". Jadi, kawanku tersebut sering dicuekkin saat hendak memulai obrolan via media online chatting atau SMS. Sebaliknya, jika si pacar mengirim SMS/chat namun tidak segera dibalas oleh kawanku, dia akan marah. Bahkan, kawanku bercerita jika dia pernah mengalami hal yang tidak mengenakkan ketika berkunjung ke rumah si pacar beberapa kali, yakni dicuekkin. Sebaliknya, jika si pacar merasa dicuekkin, dia akan marah. Saranku, kawanku memang harus berani. Yakni berani menegur si pacar dan menjelaskan kembali posisinya. Jika memang kejadian tersebut diulang-ulang, aku rasa sudah tidak ada ampun bagi si pacar deh. Tapi, mungkin kawanku terlalu baik jadi dia masih mengampuni pacarnya itu.
Menurut pandanganku, pacaran seharusnya menjadi suatu hubungan berdasarkan cinta sekaligus komitmen yang bersifat win-win. Antara pihak satu dengan pihak yang lain sebaiknya tidak saling merugikan, atau yang satu untung sedangkan yang satu rugi. Jika memang sudah tidak sehat, mengapa harus takut mengambil keputusan untuk, istilahnya rehat sejenak, kemudian setelah dapat menjalin chemistry lagi atau setelah saling menata diri, barulah melanjutkan hubungan tersebut lagi.
Aku merasa begitu kasihan sekaligus simpatik dengan kawanku itu. Dia memang seorang pribadi yang gigih dan tidak mudah dipatahkan. Dia juga begitu memperhatikan perasaan orang lain, terlebih pacarnya dan orang tua kedua belah pihak. Namun bagiku, apapun yang bersifat tidak sehat akan mendatangkan penyakit. Semoga kawanku mendapatkan jalan yang terbaik untuk mengatasi masalahnya tersebut.
~xoxo~
A girl who has just become a relationship-advisor
No comments:
Post a Comment