Tuesday, April 23, 2013

Tentang Belajar Mengampuni

Well, pernahkah kalian dicuekin sama orang lain atau teman-teman kalian atas sesuatu yang sebenarnya bukan kalian yang melakukan? Susah ya bahasanya? Maksudnya gini lho, jadi kalian mendapat perlakuan tidak menyenangkan bukan karena kesalahan yang kalian lakukan. Pasti pernah dong ya? Aku juga pernah kok. Ceritanya sih mungkin berawal dari kesalahpahaman. You know lah, kalau ada pihak yang sensi kan bawaannya jadi salah paham mulu. Nah, sejak kesalahpahaman itu terjadi, "mereka" jadi agak gimana gitu sama aku. Aku juga bingung sebenarnya, mau minta maaf juga buat apa toh aku nggak merasa melakukan kesalahan. Seharusnya justru yang udah negatif thinking dong yang minta maaf. Halah! Tapi aku udah punya itikad dan niat yang baik untuk memperbaiki hubungan. Tapi sepertinya ada pihak yang sedikit fishy dan memang sengaja mau menyulut persoalan agar semakin besar dan semakin tidak terselesaikan.

Nggak tahu sih ya, kejadian beberapa waktu lalu itu adalah klimaks dari persoalan ini atau bukan. Intinya sih aku nggak mau ambil pusing dengan masalah ini. Meskipun beberapa pihak diluar "kami" sempat bertanya juga apa ada masalah diantara "kami". Aku jawab saja kalau aku nggak tahu karena memang aku nggak tahu duduk permasalahannya apa. Aku kira sih masih masalah "kesalahpahaman" yang dulu. Ya ampun, padahal sudah berbulan-bulan bahkan sudah ganti tahun lho. Lalu temanku itu menanggapi, "mungkin mereka belum belajar mengampuni". Jederrrr!! Nyamber banget tuh omongannya kayak petir, LOL.

Aku mau membahas sedikit tentang "Belajar Mengampuni". Anyway, yang namanya mengampuni itu susah lho. Butuh keikhlasan dan juga kesabaran. Sebenarnya, bagaimana sih esensi dari belajar mengampuni itu sendiri? Menurut temanku si bijak itu, belajar mengampuni adalah "belajar memaafkan kesalahan orang lain pada diri kita dan belajar berdamai dengan mereka dan keadaan yang terjadi. Intinya sih berani melupakan masa lalu dan tidak mengungkit-ungkitnya lagi di masa yang akan datang." Temenku itu WOW banget yah. LOL. Tapi bener juga lho, yang namanya belajar mengampuni itu berarti juga belajar berdamai dengan orang lain dan masa lalu. Aku juga sedang dalam belajar mengampuni. Aku mau belajar mengampuni siapa saja yang berbuat tidak baik padaku. Kemudian temanku itu melanjutkan, "kamu tidak marah kalau mereka begitu sama kamu?" Aku hanya menggeleng dan menimpali, "enggak, aku nggak tahu musti marah karena apa, karena sampai sekarang aku tidak tahu penyebab pastinya." Temanku si bijak tadi hanya manggut-manggut.

Lalu, kalau kita dijahatin begitu, misalnya dicuekin, digalakin, atau bahkan diintimidasi, kita harus gimana? Yang jelas sih harus berani menanyakan alasan kenapa kita diperlakukan begitu. Duduk dan berbicara bersama dapat membantu mengatasi masalah yang ada. Tapi, kalau misalnya mereka tidak mau diajak duduk bersama dan menyelesaikan masalah, gimana? Ya sudah, kita diamkan saja dulu. Berarti motif mereka sudah beda. Orang yang memiliki masalah kalau nggak mau diajakin baikan bisa berarti ada motif lain dibaliknya. Nah lo?? Yang penting kan hati kita sudah tidak menyimpan dendam, rasa sakit hati, dan rasa marah. Kalau kita ikhlas dan bersikap ramah dengan mereka, pasti mereka juga bingung sendiri. Secara tidak langsung kita menunjukkan kalau hati kita memang sudah mengampuni. Tapi eh tapi, ngelakuin hal yang satu ini BERAT BANGET lho. Aku juga belum sepenuhnya bisa begitu.

Balik ke ceritaku tadi. Temenku si bijak tadi juga sempat bilang ke aku, "eh tahu nggak, kalau dipikir-pikir, tindakan mereka itu termasuk bullying lho. Iya, kamu dibully secara psikologis." Aku jadi berpikir, sepertinya memang iya. Kenapa? Karena pada waktu itu bukan aku yang salah. Aku jarang dan hampir tidak pernah dikabari kalau ada pertemuan komunitas hampir selama 3 bulan lebih. Sewaktu dikabari pun waktunya pas saat aku harus masuk kerja (jadi nggak bisa dateng). Tapi entah bagaimana settingnya, seolah-olah malah jadi aku yang terlihat nggak mau gabung dengan mereka. Mindset ini kemudian mempengaruhi beberapa anggota lain. Kalau kata temenku sih itu termasuk bullying secara psikologis. Bayangin aja, kamu sendiri lawan lebih dari 10 orang dengan mindset negatif tentang kamu padahal selama bertahun-tahun kamu berteman baik dengan mereka. Tapi sekali lagi, aku nggak mau sih bawa-bawa apalagi memperbesar masalah ini. Aku simpen sendiri saja. Biarkan aja deh mereka mau gimana yang penting aku punya prinsip kalau aku tidak salah. Dan aku mau belajar mengampuni mereka :)



~Hug & Kiss~
xoxoxo



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net