Wednesday, April 17, 2013

Sedikit Cerita Soal Mimpi (Part 1)

"Mas, kamu kok muncul berturut-turut di mimpiku sih?"
"Mas, kamu sebenernya siapa? Jujur, aku nggak kenal siapa kamu."

Di sini aku mau sedikit berbagi cerita soal mimpi. Ya, hampir tiap malam aku mimpi. Udah beberapa bulan ini, mimpiku jelas banget sampai bangunpun aku masih ingat dengan isinya meskipun tidak secara detail. Agak aneh sih, tapi dalam dua mimpi yang berbeda, muncul orang yang sama. Sejujurnya aku belum pernah mempelajari mimpi dari ilmu psikologi. Tapi aku pernah baca (lupa, entah buku atau di internet) kalau mimpi itu hanya berkisar pada kemunculan orang-orang yang kita pernah lihat atau kita kenal. Sedangkan untuk backgroundnya, biasanya merupakan akumulasi tempat yang pernah kita lihat, pernah kita tempati, atau pernah muncul dalam imajinasi kita.

Oke, back to the topic. Aku akan menceritakan isi mimpi yang pertama. Mimpi ini aku alami pada malam menjelang pagi. Tepatnya saat aku tidur di hari Senin tanggal 15 April 2013. Eh, enggak ding, kan aku tidur mulai jam 2 pagi, berarti terhitung hari Selasa tanggal 16 April ya. Pada mimpi itu (bagian paling jelasnya aja ya) aku pergi naik motor berboncengan sama seseorang. Yang aku bonceng itu 'sepertinya' temanku, seorang perempuan. Aku sendiri merasakan kedekatan emosi dengannya tapi jujur, aku nggak kenal siapa perempuan itu. Nah, saat naik motor aku berada di depan (yang pegang kemudi). Saat melewati sebuah jalan (aku sih kenal jalan itu), ternyata jalannya sedang ada perbaikan. Otomatis harus pindah jalur kalau mau tetap lewat jalan itu. Aku ikut pindah jalur dengan mengikuti beberapa motor di depanku. Beberapa ratus meter kemudian, satu persatu motor yang ada di depanku mengikuti jalan yang berbeda, tapi aku tidak. Aku tetap mengikuti jalan utama yang semakin jauh semakin nggak karuan bentuknya. Jalannya berubah menjadi jalan tanah yang berbatu dan sempit. Akhirnya aku ketemu sama dua orang polisi yang sudah agak tua berdiri di sisi jalan. Mereka bilang kalau jalan di depan jalan buntu. Mereka suruh aku putar balik. Aku juga bingung ngapain ada polisi disitu?? Itu kan jalan kampung.

Akhirnya aku dan temanku tadi putar balik. Ternyata kami sudah melewati jalan yang cukup jauh. Akhirnya, kami malah nyasar di perkampungan warga. Entahlah, tapi tempat itu begitu menyenangkan. Hawanya dingin dan tempatnya rindang karena banyak pepohonan. Lalu kami putuskan untuk mampir di rumah salah satu penduduk karena hari sudah agak sore dan kami kehausan. Mampirlah kami di salah satu rumah yang cukup besar. Rumah tersebut bercat putih sementara pintu dan jendelanya bercat cokelat tua. Sesaat setelah kami mengetuk pintu, keluarlah si empunya rumah. Seorang bapak-bapak bertubuh sedang dan berperawakan agak gemuk. Si bapak waktu itu hanya mengenakan kain sarung dan kaos singlet warna putih. Tak seberapa lama muncul si ibu yang mengenakan daster batik dengan warna dasar coklat kehijauan. Mereka kemudian mempersilakan kami masuk. Di rumah yang besar itu suasananya cukup sepi. Aku sempat bertanya-tanya apakah mereka tidak punya anak, soalnya sepi banget. Di dalam rumah itu kami dipersilakan beristirahat dan diberi minum segelas air putih. Setelah itu, aku pamit untuk ke kamar mandi. 

Setelah aku keluar dari kamar mandi, ternyata di luar sudah mulai gelap. Anehnya, kok ini rumah jadi agak ramai ya. Aku pun mencari temanku tadi di ruang depan. Ternyata di dalam rumah itu sedang ada tamu. Temanku tadi malah berdiri di dekat pintu (dari dalam rumah menuju ruang tamu). Bertanyalah aku pada temanku, "Ada apa sih?" Si temanku tadi hanya menjawab, "Ada tamu. 2 orang." Ya sudah aku pikir, soalnya bukan urusanku juga. Tapi terpaksa aku harus nunggu tamu-tamu itu pergi, masa iya mau pamit pulang pas tuan rumah lagi kedatangan tamu, nggak sopan kan. Akhirnya aku dan temanku menunggu sambil duduk-duduk di belakang rumah. Di belakang rumah itu ada semacam sungai besar tapi sudah mengering. Jadinya malah terlihat seperti track off road gitu. Tak lama kami duduk di sana, si ibu mendatangi kami dan memanggil kami untuk makan bersama. Tapi waktu itu aku menolak, aku bilang kalau harus pulang. Si ibu mengijinkan. Tapi dia bilang kalau jalan yang harus kami lewati agak rusak dan medannya berat (padahal tadi pas jalan masuk ke kampung ini, jalannya fine-fine aja lho). Mungkin karena melihat raut mukaku yang sedikit kaget, si ibu tadi menawarkan seseorang yang bisa mengantar kami sampai ke jalan raya di luar kampung. Akupun setuju.

Aku dan temanku segera mengambil tas dan jaket kami. Kemudian kami keluar. Saat keluar kami melewati ruang tamu dan aku berpapasan dengan orang yang tadi bertamu di rumah si bapak dan ibu. Tamunya memang 2 orang. Laki-laki semua. Mereka berseragam cokelat dengan lengan yang digulung rapi (nggak usah sebutin ya profesi mereka, pasti udah pada tahu kok, hihihi). Secara nggak sengaja, aku berpapasan pandang dengan salah satu dari kedua orang itu. Yang aku lihat, dia itu charming banget. Badannya tinggi, tegap, berisi, dan dia punya segurat kumis tipis. Alisnya tebal dan kulitnya sawo matang. Dia tersenyum dan aku jadi salting. Si ibu yang berjalan di belakang kami kemudian mengatakan bahwa dua orang itu yang akan mengantar kami sampai ke jalan raya. Si ibu itu juga menjelaskan kalau dua laki-laki itu adalah teman anaknya. Tapi aku nggak tanya sih anaknya si ibu dimana, nggak penting. Hahaha. Akhirnya sambil malu-malu aku mau dianter sama mereka, terutama sama si mas berkumis tipis itu (dia tuh ya, ngliatin aku terus lho, sambil senyum-senyum gitu, ahhh). Sayangnya adegan mimpi ini berakhir pas aku mau naik motor pulang meninggalkan rumah itu. Hikss!!

Itu adalah kemunculan si mas di mimpi yang pertama. Tapi aku nggak tau juga ya dia itu siapa. Yang aku nyesel, kenapa dia munculnya belakangan. Mana adegannya cuma sedikit pula, keburu bangun kan. :(

-mimpi kedua aku sambung di post selanjutnya-




~Hug & Kiss~
xoxoxo




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net