Hei!
Lama tidak nulis post, hihihi. Lagi sibuk, iya sibuk nyari hiburan sana sini. LOL. Well, salah satu bentuk hiburan yang aku pilih adalah nonton film. Tapi berhubung kata beberapa orang film DM2 enakan ditonton di laptop, jadi mau nggak mau milih nonton The Conjuring. You know, TC adalah film horror vintage. Aku sejujurnya nggak suka nonton film horror di bioskop. Beneran. Mendingan aku nonton di rumah atau di laptop. Kenapa? Karena jujur, aku nggak suka sama penonton yang dikit-dikit teriak, dikit-dikit teriak. Please deh. Cuma lihat kain putih (bukan setannya padahal) udah teriak, denger pintu membuka sendiri, teriak. Bahkan lihat burung terbang aja teriak. So what!! Oke, lupakan tentang itu semua (anggap saja aku yang terlalu skeptis).
Nah, ngomong-ngomong soal si TC ini, aku sempet janjian sama beberapa temen buat nonton bareng di bioskop. Kita nonton di Studio21 Amplaz. Dan, aku telat 13 menit gegara jalanan macet. Dan, kami bertiga ketinggalan separuh prolognya (meskipun nggak penting sih, soalnya kan alurnya flashback). Beberapa saat kemudian cerita inti dimulai (FYI, penonton di bangku samping nggak santai orangnya, 3 cewek, berisik banget. Damn!). Ceritanya sih klasik gitu lah, sebuah keluarga menempati rumah baru tanpa tahu asal-usul rumah itu sebelumnya. Settingnya perfect lah, rumah gedhe, kuno, alone, dan di depannya semacam danau atau rawa gitu. Gak pakai lama ya ceritanya, kasian yang belum nonton :p Nah, ternyata di dalem rumah itu ada ruang bawah tanah (semacam gudang) yang tanpa sengaja ditemukan oleh salah satu anak dari keluarga itu (Kalau nggak salah sih namanya Cindy. FYI, anak di keluarga itu ada 5 cewek semua, aku nggak begitu apal sih nama-namanya, LOL). Selain itu, si anak bungsu, namanya April juga nemu semacam kotak musik jadul entah darimana pas hari pertama pindahan.
Singkat cerita, mulai deh itu kejadian-kejadian aneh. Setannya mulai suka ngrecokin. Dimulai sewaktu anak-anak main "Hide and Claps" pas malem-malem di dalam rumah, secara mengejutkan si setan pun ikut-ikutan main. Hahaha. Seru sekaligus menegangkan deh. Pada intinya mereka kemudian diganggu-gangguin terus menerus sama si setan (atau si arwah penasaran) terutama pada malam hari pas waktu tidur (ini nih yang bikin kepikiran kalau pas mau tidur malem, hihihi). Btw, kalau bingung gimana gangguinnya, itu lho kalau pernah nonton Paranormal Activity, nah hampir sama kayak gitu. Jadi ada suara pintu dibuka, pintu tiba-tiba buka-tutup sendiri, ada suara orang ketawa, ada interaksi fisik misalnya ditarik-tarik, dibisiki, dll. Tapi, kalian musti siap-siap deh ya, siap-siap buat kaget soalnya si setan kadang nongol tiba-tiba. LOL.
scene yang paling ngagetin menurutku |
Di tengah cerita (klimaksnya disini), si ibu pemilik rumah itu ya ibunya si 5 anak itu, minta tolong ke pasangan Warren yang udah lama ngurusin soal-soal sesetanan dan kutuk-kutukan. Pasangan Warren mau nolongin beserta bala tentaranya (enggak ding, cuma seorang asisten sama polisi yang agak konyol, LOL). Disinilah letak klimaksnya. Siap-siap tahan nafas yang panjang ya, tapi jangan lupa tetep bernafas. LOL. Klimaksnya bakalan panjang karena naik turun gitu lah. Tapi ya itu tadi, siap-siap tahan nafas, siapin juga syal atau apapun buat nutupin mata biar nggak kaget, LOL. O ya, entah sih, pas klimaks panjang ini berasa ACnya Studio21 makin dingin aja. :(
let me introduce you to miss Annabelle (the doll) |
Setelah klimaks yang lama dan naik turun itu, sampailah pada ending *bernafas dulu lah, makan-makan dulu juga boleh, LOL* Endingnya sih agak nggantung, ya tipikal film horror kan emang gitu. Udah, nggak ada yang nakut-nakutin lagi kok. LOL. Silakan keluar dari studio dengan tenang dan damai :D
Oke, sekarang giliran komentarku yak (bacanya dibawa santai aja ya, soalnya kan aku bukan komentator film tersertifikasi, LOL). Hmmm, film ini menurutku bagus. Settingnya perfect, apalagi kan yang namanya film horror yang vintage gitu lebih serem daripada horror modern. Ya, contohnya kalau di Indo ya film Suzanna. Itu horror mampus deh dibanding film horror Indo sekarang yang ehmmm, agak melenceng dari tema. Back to the topic! Nah, selain settingnya bagus, penjiwaan pemainnya juga dapet. Meskipun pas scene EXORCISE agak kurang dapet. Masih kerenan scene exorcise-nya The Exorcism of Emily Rose. Horrornya juga nggak serem-serem banget sih menurutku soalnya aku nggak sampai ikut teriak-teriak. Aku teriak cuma sekali pas scene paling ngagetin itu (see the second pict). Sekali lagi, itu kalau menurutku lho ya (padahal kalau nonton sendiri di depan layar segede layar studio di bioskop juga nggak berani sih, LOL). Cuman, backsound-nya bener-bener deh. Backsound-nya bikin hati jadi nggak enak dan nggak tenang (cuma backsound musiknya lho ya, bukan yang 'jeng jenggggg' ngagetin gitu). Overall, film ini recommended lah buat yang suka horror. Film ini oke juga buat yang suka nonton pas malam hari atau midnite, hihihi (yang nggak oke tetep 3 cewek di bangku samping!!!)
PS: Ati-ati kalau mau tidur, ditengok dulu kolong tempat tidur sama atas almari, hihihihi *evil grin*
~Hug & Kiss~
xoxoxo
No comments:
Post a Comment