Kata banyak orang, kekuatan super dari makluk yang namanya manusia adalah "Nyali". Ya, tanpa nyali dan iman kepada Tuhan manusia bukan apa-apa meskipun dia memiliki kekuatan. Karena kekuatan juga nggak akan mau keluar kalau nggak ada nyali dan nggak seatas ijin Tuhan YME. Ngomongin soal kekuatan super alias nyali, tadi siang aku barusan uji nyali. Bukan, uji nyali kayak di tipi tipi itu, bukan. Aku uji nyali menembus hujan angin yang sangat mengerikan.
Begini ceritanya, *nyesep secangkir kopi bentar*. Siang tadi, aku ke kampus berencana untuk menemui DPS alias sang Dosen Pembimbing Skripsi atau nama kerennya Advisor. Tapi kali ini nggak ketemu lagi sama beliau. Udah 3 kali lho padahal aku ke kampus dalam Minggu ini terhitung sejak Senin kemarin. Mungkin memang belum berjodoh kali yak. Setelah itu aku bertemu temenku yang memang udah janjian sejak beberapa hari yang lalu. Dia minta diajarin ngedit recording/rekaman suara. Tapi lagi-lagi nggak berjodoh karena file rekamannya nggak bisa kebaca di applikasi Audacity (yang buat ngedit). Mungkin dia ngrekamnya pakai handphone dan settingannya belum diubah ke Mp3 atau Mp4. Filenya cuma bisa kebuka di applikasi "3,2,1" (apa sih itu namanya, lupak). Kemudian kami lanjut ngobrol-ngobrol dan makan di kantin. FYI, kalau kamu ke kantin kampus 1 & 2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, kamu musti cobain bakso B2 "Dab Supri". Enak enak enak!!
Setelah sekian lama ngobrol dan perut sudah kenyang, kami putuskan untuk pulang. Aku pulang ke rumah naik motor dan temenku pulang ke kostnya. Di kota sih cuaca masih cerah-cerah aja. Cuman emang agak berawan. Tapi di kabupaten (daerah tempat tinggalku) mendung tebel, agak horor gitu. Duh, perasaanku udah nggak enak deh selama di jalan. Apalagi inget adekku lagi dalam posisi camping Pramuka (tapi di Prambanan sih, LOL). Aku ngebut aja tuh, berharap sampai di rumah sebelum hujan (apalagi aku nggak bawa sendal). Kemarin-kemarin bawa sendal tapi nggak pernah kena hujan di jalan. Arrghhh!! Well, ternyata sebelum sampai rumah udah hujan. Terpaksa lagi-lagi mengorbankan sepatu kesayangan *aku emang pada dasarnya lebih memilih sepatu basah dibanding nginjek aspal basah tanpa alas kaki*.
Tapi di luar perkiraanku, ternyata hujan kali ini disertai angin kencang dan intensitas hujannya sangat tinggi. Nggak tahu sih, dalam pikiranku aku harus cepet sampai rumah, nggak usah neduh-neduh toh udah pakai mantel juga. Tapi tapi tapi,, semakin jauh berjalan jarak pandang makin berkurang (sekitar hanya 2 meteran aja). Jalanan jadi putih pekat di depan mata, semacam hujannya deres banget tanpa celah. Akhirnya aku pelanin laju motor. Nyali sih masih super, karena aku pikir kalau aku mampir neduh, aku takut kena angin puyuh, LOL. Pikiran galau ya begini. Akhirnya aku nekat nerobos hujan angin itu. Kecepatan motorku cuma sekitar 40-50km/jam. Itu udah berat banget dan agak miring-miring jalannya karena angin dari arah utara kenceng banget.
Puji Tuhan, aku sampai rumah dengan selamat. Di jalan tadi udah komat-kamit baca doa karena takut. Iya, aku takut sama angin kencang. Takutnya banget-banget deh. Hiyyy!! Aku bersyukur karena walaupun sepatu dan celana panjangku basah kuyup (semoga si sepatu tetep awet), aku masih selamat sampai rumah, meskipun tangan bergetar dan mata udah mau nangis saking takutnya. Kekuatan super bernama nyali dan perlindungan Tuhanlah yang membawaku pulang dengan selamat. Aku yakin, Tuhan yang ngasih kekuatan super tadi agar aku sampai rumah dengan selamat. Thanks God! I love you more than ever.
~Hug & Kiss~
xoxoxo
No comments:
Post a Comment