Bisa dibilang aku ini orang yang paling freak sama wewangian dan paling bawel dengan hal-hal yang berhubungan dengan bau. Ya, aku memang sangat menyukai sesuatu yang wangi, entah itu wangi sabun, wangi shampoo, wangi body care, wangi aftershave balm, maupun wangi parfum. Nggak tau sih sejak kapan aku addicted banget sama yang namanya wangi. Menurutku sih sesuatu yang wangi itu memiliki nilai plus. FYI, yang aku maksud dengan wangi di sini bukan wangi yang lebay ala wangi minyak nyong-nyong maupun wangi pewangi laundry ya. Wangi di sini ya wangi wajar lah seperti parfum, dll.
Ngomong-ngomong soal wangi memiliki nilai plus itu banget-banget benernya. Bayangin aja deh, kalau ketemu sama cowok, doi ganteng, rapi, tapi sayangnya rambutnya bau apek, ohh NOOOOO!! Pasti jadinya si doi nilainya minus kan. Aku sih nggak mau munafik, karena wangi itu menunjukkan kebersihan dan perhatian diri lho. Kata ahli kesehatan kan, bau badan (apapun itu) berasal dari kumpulan kuman/bakteri kan. Misalnya bau badan atau bau keti. Keringat sih aslinya nggak berbau ekstrim, tapi karena ada bakteri/kuman yang berkembang biak di dalamnya jadinya bau deh. Selain itu, bau apek pada baju juga bisa terjadi karena proses pencucian dimana bakteri masih bersarang di serat kain. Sebenarnya ada banyak cara sih buat ngilangin bau khususnya bau badan, seperti menggunakan air rebusan daun sirih, minum air rebusan daun beluntas, dll. Yang terpenting sih menjaga kebersihan badan aja. Kalau perlu pakai parfum atau anti deodorant spray.
Aku pernah mengalami kejadian tidak begitu menyenangkan mengenai bau badan. Bukan aku sih yang BB, tapi ada lah seseorang. Sebut saja dia mas Jason (bukan nama sebenarnya, beda jauh mah sama namanya). Aihh, namanya boookk. Hahahhaa. Nah si mas Jason ini pernah deket sama aku. Pas awal-awal deket kan kami ketemuannya cuma bentar-bentar aja. Dia kadang nyamperin aku di kampus. Tapi dia sepertinya nggak tau kalau aku ini orangnya gampang ilfeel. Hal pertama yang bikin aku ilfeel adalah pas nggak sengaja lihat kuku kaki dia panjang-panjang dan agak item. Dia memang lebih suka pakai sepatu sendal jadi kelihatan dong kukunya kayak gimana. Meskipun kadang kuku kakiku juga ada bagian yang item karena kotoran nyelip, tapi aku nggak sejorok itu juga. Pasti langsung aku bersihin deh. Tapi kayaknya nggak deh sama mas Jason. LOL. Setelah beberapa lama nggak ketemu, aku janjian lagi buat minta anter dia pergi somewhere gitu lah. Dia mau. Kami motoran berdua menyusuri jalanan Jogja yang waktu itu lagi panas-panasnya. Awalnya aku fine-fine aja toh lokasi yang kami tuju itu berAC jadi ya pasti nothing bad would happen. Tapi pas pulang dari tempat itu, secara tidak sengaja, hidungku yang sensitif mencium sesuatu. NOOOO!! That's BB alias Bau Badan. Iya sih emang posisinya mas Jason keringetan (mana jaketnya dilepas pula) dan aku membonceng di belakang. Kebayang kan gimana? Rasanya aku pengen semprotin parfum yang aku bawa ke punggung dia, tapi aku tahu itu nggak sopan jadi aku nggak lakuin itu. Selama perjalanan pulang yang kurang lebih menempuh waktu hampir satu jam itu aku cuma diem di jalan dan sesekali toleh sana-sini buat mengalihkan indera penciumanku.
Sejak saat itu juga aku jadi agak gimana sama mas Jason. Karena pada kesempatan yang lain, hal yang sama terjadi lagi. Mungkin sudah lebih dari 5 kali terjadi apalagi kalau aku ketemu mas Jason pas siang-siang yang panas atau pas sore hari. Pernah aku iseng-iseng tanya sama dia soal parfum, dll. Ceritanya sih mau mancing-mancing. Dan you know what? Dia menanggapi omonganku soal parfum dengan enteng banget. Intinya mas Jason itu nggak suka yang namanya pakai parfum. Dia bilang sih pakai parfum itu nggak penting dan nggak kepikiran. OMG!! Manusia macam apa dia itu?? Bapakku yang nggak gaul aja pakai parfum minimal cologne lho. Lah ini mas Jason, anak muda tapi nggak perhatian sama sekali dengan penampilannya sendiri. Entah dia itu terlalu males, terlalu cuek, atau emang terlalu apa adanya, aku sih nggak tahu pasti. Lama-lama aku nggak tahan juga, makanya aku mulai mlipir-mlipir tuh buat menjauhi dia tahap demi tahap. Ya, bukannya sok gimana-gimana, tapi emang hidung aku semacam nggak kuat sama bebauan yang nggak sedap. Soalnya pikiranku pasti sudah terset begini: BAU=KUMAN!! Meskipun parfum/pewangi tidak membunuh kuman, tapi setidaknya bisa mengurangi/menyamarkan bau. Dan menurutku cowok yang rapi dan wangi itu wibawanya naik 45% dibanding cowok rapi tapi nggak wangi.
Saranku aja deh ya, kalau kamu pengen lebih oke, pastikan kalau kamu wangi or minimal bau badan kamu tidak menguar di udara (apalagi pas jalan sama gebetan). Ya, meskipun taulah ya kalau cinta itu tidak mengenal logika dan cinta nggak pilih-pilih. TAPI, nggak mau juga kan first impression kamu turun 80% di mata gebetan kamu gegara bau badan kamu yang nggak sedap. You can ask yourself :)
~Hug & Kiss~
xoxoxo
No comments:
Post a Comment