Well, di post kali ini aku mau sedikit cerita tentang diriku dan "kekurangan" yang aku miliki. Sebenernya sudah sejak lama aku pengen ngebahas ini di blog, cuman aku masih bingung mau ngebahasnya gimana. Setelah tadi beberapa jam ngobrol di perpus sama
mbak Indah dan sepulangnya searching-searching, ternyata apa yang aku alami selama ini tergolong semacam "kelainan". Wahahaha, nggak separah itu juga sih. Intinya, aku itu tipe orang yang TIDAK BISA MEMBEDAKAN KANAN dan KIRI. Jangan ketawa, please!
Iya, sejak kecil sampai usia 22tahun sekarang ini, aku masih kikuk kalau disuruh bedain kanan dan kiri. Aku ngerti kalau tangan kanan untuk makan dan nulis, dan tangan kiri untuk ceb*k, ups! Aku juga tahu kalau orang kidal nulis/mengerjakan sesuatu pakai tangan kiri, btw kakak ipar sepupuku itu kidal. Tapi, kalau aku ditodong kalimat, "nanti di depan belok kiri ya", langsung blank, mana kiri mana kanan aku nggak ngerti. Beberapa orang di sekitarku kadang menganggapku aneh karena nggak bisa ngebedain mana kanan dan mana kiri. Tapi memang membingungkan. Kalau arah utara, timur, selatan, dan barat aku tahu, tapi kalau kanan dan kiri (padahal cuman 2) aku selalu kebingungan untuk membedakan.
Pas ngobrol-ngobrol tadi, ada kecenderungan aku mengalami salah satu jenis Disleksia, tapi aku bisa baca, nulis, mengeja, dan memakai sendal/sepatu tanpa terbalik. Aku juga bisa menali tali sepatu sendiri sejak SD, cuman aku nggak bisa ngapalin tali temali Pramuka. Sumpah! Susah banget itu simpul-simpul. Arrggghhh!! Kemudian ada juga kecenderungan aku mengalami masalah psikologi. Tapi nggak deh ya, aku rasa aku masih baik-baik saja. Ada juga pembahasan (dari internet) kalau kelainan tidak bisa membedakan kanan dan kiri bisa memicu memory loss. Tapi aku nggak ngerasa gitu, ingatanku masih baik terutama long term memory-nya ASALKAN bukan memori tentang hitung-hitungan/rumus-rumus
yang rumit yang ada di pelajaran IPA/Matematika sewaktu SMP/SMA dulu. Kalau yang nggak rumit, aku masih ingat dan tahu cara ngerjainnya sampai sekarang. Nah, alasan yang paling logis itu aku nemu di
sini.
Di situs tersebut dibahas kalau kecenderungan tidak bisa membedakan kanan dan kiri disebabkan oleh ukuran/letak otak kanan dan kiri yang asimetris. Duh, ngeri! Jadi respon spatial (arah dan ruang) kurang berfungsi dengan baik. Yes, aku akui kalau aku buruk di bidang spatial terutama yang berhubungan dengan arah. Jadi kalau kalian bertemu denganku di jalan, please jangan tanya arah atau jalan menuju suatu tempat padaku. Dijamin, kalian akan nyasar, LOL! Aku sendiri aja sering banget nyasar, hahaha. Jadi aku paling takut kalau disuruh ke suatu tempat asing sendirian. Itu adalah salah satu alasan kenapa aku nggak mau bekerja di rantau. O ya, aku juga mulai menyimpulkan kalau memang kemungkinan ukuran/letak otak kanan dan kiriku kurang simetris, karena aku sering banget migrain (sakit kepala sebelah). Eh, tapi itu kesimpulanku sendiri lho! Hihihi. Selain itu, dalam situs tersebut dibahas bahwa kaum wanita memang memiliki tingkat kesulitan membedakan arah dan lambatnya respon spatial lebih tinggi dibanding pria. Nggak tau gimana ceritanya, tapi memang begitu adanya. Hahahaha.
Pernah ada beberapa kejadian lucu berhubungan dengan arah kanan dan kiri yang mengesalkan itu. Jadi, waktu itu aku ke Ambarukmo Plaza (Amplaz), sebuah mall besar di Jogja. Nah, aku kan berboncengan dengan temanku naik motor (aku di depan), kita memutuskan untuk parkir di lantai bawah/basement. Pas abis ambil tiket parkir, aku bermaksud mencari lokasi parkir yang longgar. Tiba-tiba ada bapak-bapak penjaga parkir bilang sama aku, "Kiri mbak, ambil yang kiri!" Aku kan nggak ngerti kanan-kiri, aku asal belok aja, ternyata yang aku ambil adalah arah kanan. Si bapak kayaknya jengkel, dia bilang, "Disuruh ambil yang kiri malah ke kanan!" Sambil malu-malu aku bilang sama si bapak, "Maaf Pak, saya nggak bisa bedain kanan sama kiri." Si Bapak terlihat bengong, "Masa udah gede nggak tahu kanan-kiri!" Aku cuma cengegesan aja. Lah, emang nggak bisa, mau gimana??
Selain kejadian itu, aku sewaktu SMP dan SMA paling takut dengan seleksi Tonti (Pleton Inti) atau Pasukan Baris Berbaris. Kenapa? Jelas, alasannya karena aku nggak bisa bedain kanan dan kiri. Jadi aku paling takut dan deg-degan kalau suruh ikut seleksi Tonti (mana wajib pula). Akhirnya, ya itu, aku selalu dapat hukuman karena aku selalu salah arah (apalagi waktu acara mata ditutup pakai kain slayer). Makin nggak tahu arah aku. LOL. Akhirnya, pas SMA aku memutuskan untuk menandai tangan kanan dan kiriku. Aku pakai jam di tangan kiri. Jadi selain tangan yang pakai jam, pasti tangan kanan/arah kanan. Ternyata sukses lho, aku bisa masuk dalam pasukan Tonti. LOL.
O ya, ada juga beberapa hal yang aku alami, entah berkaitan dengan "keunikan/kelainan" yang aku miliki atau tidak. Pada intinya, aku ini nggak bisa yang namanya menjadi orang yang multitasking atau dapat mengerjakan beberapa hal dalam waktu yang sama. Jadi semisal aku lagi telponan, ya telponan aja. Padahal temenku yang lain bisa telponan sambil makan, sambil nulis, sambil ngegame. Aku nggak bisa. Hikss. Aku juga lemah dalam hal hitung-hitungan dan rumus. Memoriku mengenai rumus-rumus yang rumit sangat mudah menguap alias lupa. Makanya, aku kuliah ambil jurusan bahasa. Kalau urusan bahasa (asal bukan rumus-rumus) aku lumayan jago. Anyway, saking mudah lupanya sama rumus-rumus atau apapun yang berbau hitung-hitungan, kadang kalau teman-temanku membicarakan soal rumus atau istilah dalam rumus, aku nggak ngerti. Nggak ingat sama sekali, meskipun mereka sudah ngasih hint, "yang itu lho, yang pakai akar kuadrat". Tetep aja nggak ingat. LOL.
Tapi, saat ini kesulitan membedakan kanan dan kiriku sudah sedikit berkurang. Aku sudah intens melatih instingku (halah!) untuk bisa membedakan mana kanan dan mana kiri. Yah, lumayan sih, kalau ada petunjuk kanan atau kiri sudah bisa paham. Cuman, memang kalau soal refleks membedakan kanan dan kiri dengan cepat aku masih kesusahan. Gapapalah, yang penting aku sudah mencoba mengurangi "gagap kanan kiri"-ku.
Sebenarnya, "kelainan" ini nggak berbahaya sih, sejauh yang aku alami sendiri. Hanya saja, sangat-sangat mengganggu karena respon/reflek otak dengan arah kanan dan kiri nggak maksimal. Apalagi, banyak orang "normal" yang nggak ngerti dan nggak mau tahu soal "kelainan" ini. Intinya, kami yang memiliki kesulitan membedakan arah kanan-kiri bukannya bodoh tapi mungkin memang ada faktor genetik yang mempengaruhi. So, please please please, jangan meremehkan atau menganggap apa yang kami alami itu lucu ya. Juga, jangan pakai "kode verbal" kanan atau kiri di depanku (mendingan menunjuk langsung arahnya deh). Karena instruksi verbal kanan-kiri membuatku bingung, aku susah bedainnya. Hikss!
Eh, adakah yang memiliki "keunikan" yang sama denganku?? Mungkin bisa share di kolom komen :)
~Hug & Kiss~
xoxoxo