Wednesday, May 27, 2015

A Moment of Silence: 9 Tahun Gempa Jogja

Hi readers!!

Aku masih ingat betul, saat itu, matahari belum sepenuhnya menampakan diri. Pukul 5.59, baru beberapa menit yang lalu aku bangun dari tidurku yang pulas tanpa mimpi. Jogja yang pada biasanya, sepagi itu, sedang menikmati khyusuk dan damainya suasana pagi dan hangat lembutnya cahaya mentari. Jogja yang sepagi itu terasa begitu damai dan tenang, tiba-tiba saja menjadi riuh. Teriakan demi teriakan memilukan bergema di bawah atmosfer langit Jogja. Jogja, pagi itu, baru saja diterjang gempa bumi berkekuatan 5,9 skala Ritcher.

Gempa bumi yang berpusat di daratan memang berbeda dengan gempa bumi yang berpusat di samudera. 5,9 skala Ritcher pagi itu telah meluluh lantakkan sebagian besar Jogja, bahkan hingga Jawa Tengah. Bantul menjadi salah satu titik terparah. Saat itu, korban jiwa belum sepenuhnya terhitung. Aku yang kala itu hanya memiliki sebuah handphone butut, dimana belum ada Whatsapp, Line, dan media chatting online yang up to date, jelas tidak bisa sesegera mungkin meng-update informasi. Bahkan, aku tidak tahu jika terjangan gempa tersebut berasal dari Bantul. Hanya radio yang berfungsi saat itu, saluran listrik padam, bahkan sinyal GSM pun hilang timbul tak karuan.

Waktu itu, aku yang adalah anak remaja kelas 1 SMA, tidak terlalu terdistraksi dengan kejadian pagi itu. Kenapa? Karena telingaku belum tersentuh informasi apapun, baik dari radio maupun surat kabar, apalagi Facebook, paling baru bang Mark and the gank yang punya akunnya bro! Aku dan teman-temanku, anak-anak SMA kelas 1 yang lugu, sibuk membincangkan kejadian tadi pagi. Kami tertawa-tawa mendengar berbagai cerita lucu yang terjadi saat gempa tadi pagi. Ada temanku yang baru mandi sewaktu gempa, yang kemudian lari tunggang langgang keluar rumah, ada pula yang sedang asik jongkok di toilet, dan sebagainya. 

Namun, segalanya berubah ketika baru beberapa menit berada di Sekolah, bahkan jam pelajaran pertama saja belum usai. Suasana kembali tegang. Tsunami! Tsunami! Teriak beberapa orang yang melewati jalan raya di depan sekolahku. Saat itu, aku dan mungkin banyak orang di sekitarku, belum terbiasa dengan kata beraroma Jepang itu. Baru beberapa menit setelahnya, aku sadar, Tsunami adalah gelombang pasang yang mematikan. Aku teringat peristiwa maha-dahsyat di Aceh setahun sebelumnya.

Teriakan demi teriakan berlafalkan kata yang sama, tsunami, membuatku lemas. Aku, yang saat itu masih diantar jemput oleh orang tuaku, mendadak linglung. Aku tidak tahu harus pergi meninggalkan gedung sekolah dengan apa. Motor jelas di rumah, sepeda juga. Akhirnya kuputuskan untuk nebeng salah satu teman. Sekenanya. Syukurlah, di depan gerbang sekolah aku menemukan ibukku dan adikku yang sedang menunggu untuk menjemputku pulang.

Geger!! Jalan raya Godean ramai dipadati kendaraan bermotor dan sepeda. Ada apa? Ada isu tsunami! Dengan susah payah motor yang dikemudikan ibuku melaju ke arah barat, ke arah rumah. Gerombolan masa pun memacu kendaraan mereka ke arah barat, ke arah pegunungan menoreh, lokasi yang dianggap aman dari gelombang tsunami.

Nyatanya, tsunami itu tidak menerjang. Rumor tersebut dihembuskan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab demi keuntungan diri pribadi. Nyatanya, gempa 5,9 skala Ritcher tersebut telah meluluhlantakan Jogjakarta. Bantul, daerah terparah, mencatat adanya korban jiwa sebanyak ratusan ribu. Kami berduka!

Gempa Jogja, 9 tahun silam, membawa banyak cerita dan pengalaman. Bahwa kita hanyalah butiran debu di hadapan "mother nature". Kita hanyalah butiran debu di hadapan Sang Kuasa.

Kini, Jogja sudah bangkit. Jogja sudah kembali penuh semangat.


Sebuah refleksi dan permenungan
memperingati 9 tahun peristiwa tak terlupakan.

Jogja, 27 Mei 2015
Fransiska Wahyuningtyas


Tuesday, May 26, 2015

Sogen Parfums Love: My Love

Hi readers!!

Ceritanya, sore tadi aku ke Ind*maret sama adekku dengan maksud untuk beli body spray untuk adekku dan beli sekedar cemilan dan vitamin rambut. Eh, pas lewat di rak body mist dan wewangian wanita, aku nemu sesuatu yang eye-catching. Biasalah, aku emang mudah terdistraksi dengan sesuatu yang berwarna candy-candy atau pastel. Apa itu? Ini dia!!!


Tuh kan, cute banget packaging-nya. Siapa coba yang tidak terdistraksi saat melihat kemasan parfum yang semacam ini.

Well, perkenalkan produknya. Ini adalah Sogen Parfums Love. Apa itu Sogen Parfums Love? Sogen adalah merk parfum yang berasal dari London, England. Denger-denger dari beberapa blogger, Sogen sudah menjual produk parfumnya di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia yang diproduksi dan didistribusikan dibawah naungan Sogen Asia. Nah, parfum Sogen yang sudah diluncurkan di Indonesia ada 2, yaitu: So...? dan Parfums Love. Untuk produk So...? ada 2 macam wewangian: So...? Sensual dan So...? Desirable. Sedangkan untuk produk Parfums Love ada 3 macam eau de toilette (EDT): My Love, You & Me, dan Lost in Love.


Pilihanku untuk first trial wewangian ini adalah Parfums Love varian My Love tipe eau de toilette. Menurut website resmi-nya, My Love memiliki deskripsi wangian sebagai berikut:
My Love adalah wewangian bagi para gadis yang mendambakan dan percaya pada cinta serta kebahagiaan sejati...Wewangian yang yummy dan anggun ini sangat manis dan feminin. Aroma buah Blackcurrant dan Lemon yang dicampur dengan Jasmine, Passion Fruit dan Musk akan membuat kamu menginginkan lebih!

Memang sih, deskripsinya tepat dengan aroma wangian yang dipersembahkan oleh My Love. Wanginya sangat girly dan manis. Cocok untuk mereka pendamba "dreamy world" dan lolipop, hihihi. Bagiku wanginya cukup menyenangkan dan fair sih, tidak terlalu manis ketika sudah menyatu dengan panas tubuh dan aroma alami kulitku *anggap saja kulit ada aromanya, haha*. Selain itu, produk EDT yang satu ini juga awet wanginya. Jadi tidak perlu sering-sering semprot sana semprot sini.

Kemasan dari eau de toilette ini adalah botol kaca dengan tutup plastik warna merah muda. Volume-nya adalah 15ml dengan harga yang sangat terjangkau, yakni hanya IDR20,000. Kemasannya yang mini menjadikan EDT ini praktis untuk dibawa kemana-mana, bahkan traveling ke luar negeri. Sayangnya, botolnya yang terbuat dari kaca dan tutup plastik membuatnya terkesan rapuh. Lebih baik sih membawanya beserta kemasan box-nya karena box tersebut akan menjaga agar botol tetap aman dari kerusakan.

Selain menawarkan produk EDT, Parfums Love juga menawarkan varian Body Mist dengan aroma sama namun dikemas dalam botol plastik yang ringan. Niatku sih pengen beli yang varian So...? Desirable karena wangi-nya mirip dengan lulur copacabana yang aku pakai. Tapi, aku masih menanti produk dari Sogen yang lain karena berdasarkan beberapa sumber di internet, Sogen memproduksi berbagai macam varian wewangian serta produk-produk lain seperti dry shampoo, deodorant, dll.


~xoxo~


Monday, May 25, 2015

Pusing Pala Beibi

Hi readers!!


*Mohon maaf kalau judulnya ke-alay-alay-an*

FYI, di post kali ini aku mau sedikit curhat (lah, kayak biasanya nggak curhat aja Yas!)
Alkisah, sejak pertengahan minggu lalu hingga hari ini, berasa kerjaan di kantor tiada henti-henti-nya, malahan semakin banyak dan kompleks. Diawali dengan dibangkitkannya kembali sebuah proyek (baca: proyek A) yang mana pada awal tahun kemarin di-mati suri-kan. Ini berarti aku harus kembali bergabung menggarap proyek ini disamping pekerjaan rutin yang sudah menjadi job-desc ku. Kedua, munculnya calon proyek baru yang tidak main-main. Ini nih yang membuatku pusing, mules, dan meriang. Bukannya tidak mau menerima atau mengerjakan hal baru yang notabene akan sangat menguras tenaga dan pikiran (btw, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya dengan sebisa mungkin menjauhi si zona nyaman), tapi yah, yang satu ini (sebut saja proyek B) cukup membuat nervous. Proyek B akan memiliki turunan kegiatan yang berwujud proyek X, Y, Z, dan sebagainya (tergantung proposal-nya goal atau tidak). 

Selanjutnya, masih ada proyek C yang mana deadline-nya sudah semakin dekat. Yah, meskipun eksekusi-nya masih akhir Agustus-akhir September tapi persiapannya harus selesai pada bulan Juni ini (yang mana proyek B juga memiliki deadline untuk proposal-nya di pertengahan Juni). Proyek C ini yang bikin geregetan adalah masalah anggaran (cost-sharing) dan partner di luar institusi yang mana kadang membuat pala Beibi semakin nyut-nyutan. Disamping ketiga proyek tadi, proyek D sudah mulai mengintip. Proyek D akan menjadi project alpha, alias proyek utama dan terbesar. Proyek D akan dieksekusi pada November 2016, namun karena akan melibatkan kurang lebih 200 peserta dari negara-negara se-Asia Pasifik, bisa dibilang jika bulan Mei ini, persiapan sudah harus dilakukan. Yah, kira-kira baru 7,5% persiapan yang berhasil kami lakukan di bulan ini *sedih*.

Masing-masing proyek pasti membutuhkan persiapan yang matang. Namun, yang bikin pusing pala Beibi adalah bahwa ada beberapa proyek yang deadline-nya saling bertabrakan, meskipun eksekusi-nya mungkin tidak bersamaan. Jadi maksud dari ditulisnya post ini adalah bahwa aku sedang mencari pelarian dimana aku bisa "sharing" beban yang beberapa waktu ini (dan juga waktu yang akan datang) menggelayut manja di pikiranku. Yah, daripada stress sendiri, lebih baik ditulis disini. Hehehe.


"Tetap sehat tetap semangat, supaya kita tetap bisa jalan-jalan lagi" - Bondan Winarno -

~xoxo~


Wednesday, May 20, 2015

Things Happened This Week

Hi readers!!

It's been a week I don't update my blog. Hmm, there must be many things happened during this week. Well, one of the most unpredictable things happening this week is that my long lost "brother", you name it, greeted me on my social media account. I can say that it's unnecessary but it is. However, like the previous, he disappeared in second. Such a mysterious appearance, right.

Another thing happened this week is that I had new job to do at my office. You see, my senior, who was used to handle most of the administrative parts, moved to another division. It means that I have to take her job. I have to write and issue letters for international purposes, arrange meetings, handle correspondences, etc. It is exhausting, I know, but I think it is challenging. It is not my comfort zone, so, I can learn many things by doing this new job. Just wish the best of luck for me ^^


~xoxo~




Monday, May 11, 2015

A Story about Japan: Mahasiswa Pulang dengan Selamat, Kantor pun Kebanjiran Oleh-Oleh

Hi readers!!!

Still remember my old story about my students who went to Japan for seminar? If you don't, please refer to this post!
Jadi ceritanya, minggu lalu mahasiswa yang pergi ke Jepang kembali pulang ke Indonesia. Salah satu mahasiswa yang aku khawatirkan karena sempat kehilangan paspor di Haneda, Tokyo, akhirnya sampai Indonesia dengan selamat. Tentunya bersama teman-teman mahasiswa yang lain juga kembali ke Indonesia dengan selamat. Lega rasanya mendapati bahwa mereka semua bisa kembali ke Indonesia tanpa kurang satu hal pun.

Banyak cerita seru yang mereka bawa ketika mengunjungi kantor tempatku bekerja. Mulai dari cerita mengenai perjalanan yang melelahkan sekaligus menantang karena semua dari mereka baru pertama kali menginjakkan kaki ke Jepang, meskipun beberapa dari mereka sudah ada yang pernah sampai ke negeri China bahkan Eropa. Jepang memberikan tantangan baru bagi mereka terlebih ketika mereka bertemu dengan penduduk lokal yang hampir tidak bisa berbahasa Inggris maupun mengeja alfabet (dan itu terjadi ketika mereka mencoba menanyakan arah dll, alhasil jurus pemecahan sandi pun digunakan, LOL). 

Cerita berlanjut ke acara dan kegiatan seminar disana. Dari cerita mereka sih acaranya sangat menyenangkan - ahh, jadi pengen - terlebih saat mereka berkunjung ke pabrik dan atau industri di sekitar lokasi seminar. Dan hal yang bikin sangat amat iri adalah mereka berhasil menjumpai 2 hal yang sangat unforgettable yet exciting, yaitu sakura dan salju. Yap, saat ini sudah mulai musim semi, yang artinya sakura sudah blooming. Tapi kok ada salju? Nah, ceritanya mereka seminar di daerah pegunungan yang mana masih berhawa dingin, dan sisa-sisa salju di tanah masih lumayan banyak, apalagi jika berada di daerah yang sedikit mendaki (dan mereka memang sengaja menuju ke lokasi bersalju tersebut demi mendokumentasikan serunya bermain bola salju).

Overall, aku sudah cukup bahagia dan terhibur sekaligus termotivasi mendengar cerita mereka. Apalagi ujung-ujungnya dibagi oleh-oleh *haha*. Yah, meskipun belum berkesempatan untuk beli tiket ke Jepang, icip snack dari Jepang dulu deh.

All about matcha: Petit24 coco chips matcha biscuits & KitKat matcha

All about chocolate

My favorite!! Enak dan imut ^^

Sebenarnya masih ada beberapa oleh-oleh makanan yang lain yang ditinggal di kantor untuk dimakan bareng, macam pocky matcha, japanese rice cracker with nori seaweed snacks (yang ini aku nyerah untuk makannya, rasanya nggak cocok di lidahku), dll.

Domo arigatou gozaimasu!

~xoxo~


Saturday, May 9, 2015

Me VS Orang yang Malas Berusaha

Hi readers!

"Malas" adalah salah satu sifat alamiah yang pasti dimiliki oleh setiap manusia, bahkan makluk hidup lainnya. Tidak dipungkiri bahwa bermalas-malasan adalah hal termudah untuk dilakukan, tidak perlu banyak usaha dan membuang energi. Tapi yang namanya "malas berusaha" itu beda perkara. Jika mau meraih sesuatu yang kita inginkan ya harus jauh-jauh deh dengan perihal "malas berusaha".

Aku punya sedikit pengalaman, sebenarnya banyak sih tapi cukup mengutip satu saja sebagai contohnya. Jadi begini, beberapa hari yang lalu seorang teman mengontak-ku. Seperti sebelum-sebelumnya, dia mengontak-ku untuk tanya-tanya mengenai job vacancy. Well, sebagai teman yang baik aku mengabari dia mengenai suatu career expo yang patut untuk dicoba, dulu memang aku sudah berjanji padanya untuk selalu mengabari dia jika ada jadwal job fair dll. Percakapan via media chatting pun berlanjut dengan pertanyaan yang sama yang pernah dia lontarkan beberapa bulan sebelumnya. Aku sudah menduga, dia sedang berada dalam situasi yang sama atau serupa dengan situasi beberapa bulan sebelumnya, yakni masalah tes pelamar kerja.

You know what, aku sedikit agak malas kalau lagi-lagi harus menjawab pertanyaan yang sama dengan yang sudah dia ajukan beberapa bulan sebelumnya. Maksudku begini, kalau dulu sudah dijelaskan panjang lebar, kenapa musti tanya lagi? Poin kedua mengapa aku jadi sewot adalah dia menceritakan jika dia ingin lolos tes, khususnya tes wawancara, tapi menurut pengamatanku dia sendiri secara pribadi malas untuk berusaha.

To make it clear, dia bilang kalau dia kurang fasih berbahasa Inggris dan takut menghadapi tes wawancara dalam bahasa Inggris. Okay, berbicara menggunakan bahasa asing memang cukup menegangkan dan stressful, aku juga pernah mengalaminya. Tapi, bahasa itu berbeda dengan ilmu eksak macam fisika, matematika, atau kimia. Bahasa itu bisa diimprovisasi. Lagipula, bahasa bisa dipelajari dengan banyak cara karena belajar bahasa lebih mengarah ke ingatan, pelafalan, dan rasa percaya diri. 

Dan satu hal lagi, bahasa Inggris bagi orang Indonesia adalah Foreign Language, bukan Second Language lho. Jadi, sudah pasti banyak orang yang maklum jika pelafalan bahasa Inggris kita "medhok" atau tidak se-perfect para native atau mereka yang menjadikan bahasa Inggris sebagai Second Language. Nah kalau sudah begitu, kenapa tidak berusaha untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggris kita secara mandiri? Toh banyak sumber di Internet yang bisa kita optimalkan. Bahasa Inggris juga nggak sesulit bahasa Mandarin atau Thailand yang dengan tulisan "aduhai"nya dan "tone" per kata-nya yang susah untuk dipelajari.

Aku bukannya tidak mau membantunya untuk belajar. Tapi, belajar bahasa itu perlu melewati beberapa tahapan. Nah, jika dia merasa bahasa Inggris-nya belum oke dan jadwal tes wawancaranya tinggal 1x24jam dari waktu dia mengontak-ku, so, what should I do then? Kenapa nggak sejak beberapa bulan sebelumnya dia belajar? Kenapa harus serba mendadak? It sucks you know! Aku nggak mau lah dituduh pelit ilmu, yang salah itu timing-nya. Kenapa serba mendadak dan kenapa malas berusaha jika mau meraih sesuatu. Bro, hidup itu penuh pengorbanan. Jika kamu pengen mendapatkan sesuatu, berkorbanlah. Korbankan waktumu barang satu atau dua jam sehari untuk belajar bahasa Inggris via internet. Kalau dalam waktu satu bulan, sudah 60 jam kan? 60 jam sudah bisa membantumu untuk improve bahasa Inggrismu.

Sebagai contoh saja, aku pernah mendengar cerita dari orang Jepang. You know, most of Japanese people learn English only at Junior or Senior High School. SD mah jarang yang ada pelajaran bahasa Inggris. Lagipula, mereka sejak kecil tahunya huruf kanji dan sebangsanya, bukan huruf alfabet seperti yang kita pelajari sejak TK. Jadi bisa dibayangkan bukan, mereka tidak hanya belajar pelafalan kata, grammar, dan vocabulary, tapi mereka juga harus belajar alfabet hanya untuk bisa menggunakan bahasa Inggris dengan baik. Selebihnya, banyak orang Jepang yang fasih berbahasa Inggris karena mereka belajar secara mandiri (itu kata Sensei-nya). 

Nah, balik lagi ke temanku tadi, apa masih mau mengajukan excuse lagi? You'll never learn something if you don't want to wake up and do something. Nggak usahlah malas-malasan dan beralasan kalau nggak ada waktu untuk belajar sendiri atau belajar itu harus ditemenin sama yang udah ahli (kalau ilmu eksak sih emang harus gitu, Bro). Come on! Yang mau dapat kerjaan itu kan kamu, bukan aku, jadi kenapa tidak berusaha? Aku mau sih bantu kamu, tapi timing kamu nggak pas, mana ada belajar dengan waktu mepet akan menghasilkan hasil yang maksimal. Just wish you the best of luck! You're my friend and I will always support you, but I won't let you get spoiled. I want you to be tough, initiative, and independent!!!



Just a sharing

~xoxo~


Wednesday, May 6, 2015

I Do Hate Farewell

Hi readers!

Farewell is the hardest thing I have to face. I do not like farewell, whatever it is. For me, farewell hurts, yah, except with someone I dislike the most, LOL. This week, my senior coworker got promoted. It means that she has to move to another office, even though it is still under the same institution with me. It makes me hurt by the way. I like her, she is like my second mother, she is wise and helpful as well. I learned many things from her, but it is not enough for me. This sudden farewell makes me sick. I know that I still have a co-worker in the same division. However, I realize that it is quite hard to run an office without her inside.

Well. farewell Ma'am. I wish you the best of luck. See you when I see you!!


~xoxo~


Monday, May 4, 2015

I Choose to Be "a Bit" Different

Hi readers!

Are you following mainstream or anti-mainstream? Well, I think it's easier to follow the mainstream because you don't need to struggle to do it. You just need to follow the flow wherever it may bring you to. Choosing to follow anti-mainstream is not easy even though it is. There must be plenty contradictions coming from me and people nearby. One thing that I concern the most during following anti-mainstream 'idea' is that I choose not to use smartphone. You know, it is kind of so yesterday by not using smartphone. I know that and I accept that. However, I choose not to use smartphone due to my own reasons.

I prefer not to use smartphone because I do not really need it. You know, smartphone becomes very viral since 2010. It has been 5 years I am not using smartphone since that era. I know that using smartphone brings a lot of benefits, especially for communication. Many people claim that smartphone ease the effort to contact as many people as possible. There are a lot of applications everyone can take for granted. Well, I realize that sometimes I really want to use smartphone since there are many exciting applications I can use to stay up to date and keep in touch with many people and many of my long lost friends. However, I think my current phone is enough. It is not an old fashioned phone which cannot connect to the internet. It is a quite modern phone which I bought in the middle of 2011. This phone can be used to access the internet, even though it is not as sophisticated as modern smartphone. I can access online chatting application, called Whatsapp, to have fun chat with friends and family.

I think, as long as my phone can be used to handle every communication, it is fine for me. One of my friends told me that I have to get a smartphone to keep in touch with her. You know what I said to her. I don't need a smartphone yet. If she wants me to contact her, I may use SMS or phone call. It's conventional, I know, but if your phone can do those things to communicate, why don't you use them optimally?

If you think I'm old fashioned, I deny it. Well, yes, I'm a bit conventional in the matter of using gadget. But, I have been planning to get a smartphone this year. Why? It is because finally I need it to support my job. Still, I don't want to drop my old phone out. I need it as well.


At my desk
After some chit-chat with my long lost friend
~xoxo~



Friday, May 1, 2015

Self Reward is Important

Hi readers!!!

Self reward adalah salah satu bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Dengan memberikan self reward kita dapat mengapresiasi segala hal dan usaha yang sudah kita lakukan, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bagiku secara pribadi, self reward itu sangatlah penting. Self reward dapat membantuku mengurangi rasa stress dan dapat meningkatkan semangat. Biasanya, setelah melakukan hal-hal yang menguras tenaga dan otak, aku biasanya memberi diriku suatu reward. Bentuk reward-nya macam-macam tergantung mood dan juga kebutuhan. Untuk bulan ini, berhubung diriku menghadapi hal-hal yang stressful selama bertubi-tubi khususnya di kantor, maka aku memutuskan untuk memberikan diriku self reward untuk sekedar re-charge semangat. Nggak banyak sih self rewardnya, tapi cukuplah untuk menyenangkan diri sendiri :)

Drink Can, Purse, Wedges

Self reward-ku nggak jauh-jauh dari barang-barang yang aku butuhkan dan aku sukai.

1. Tropical Leopard Coolgear Can
Tempat minum adalah salah satu benda yang aku butuhkan. Secara di kantorku kalau mau ambil minum musti ke pantry di lantai 1, sedangkan aku kerja di lantai 2. Daripada bolak balik makanya aku lebih suka bawa minum dari rumah. Aku membeli tempat minum yang satu ini karena motifnya dan desainnya yang unik. Bentuknya menyerupai soft-drink can. Selain itu, Coolgear can yang satu ini juga BPA free dan washable. Coolgear can macam ini tersedia dalam berbagai motif, bisa dibeli di Acehardware.

2. Leopard Purse
Lagi-lagi leopard :) Aku memang penggemar animal print. Leopard adalah salah satu motif yang paling favorit buatku. Purse yang satu ini aku hadiahkan pada diriku agar barang-barang semacam jepit rambut, lipstick, bedak, kaca, dll tetap tersimpan rapi di dalam tas.

3. Wedges Sandals
Self reward yang terakhir adalah Wedges Sandals by Yongki Komaladi. Yep, membeli alas kaki adalah hal yang sangat relieving bagi wanita, termasuk aku. Dan sandal Yongki Komaladi ini worth the money banget. Aku suka karena modelnya semacam sendal Docmart meskipun yang ini versi wedges.

Kalau readers gimana? Ada juga yang suka memberi reward pada diri sendiri?


~xoxo~


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net