Friday, May 31, 2013

Snapshots: OOTD Collages

Hey, I just made an experiment with picture collage. Actually, I have been doing something with picture/photo collage already, but I haven't done it for OOTD (Outfits Of The Day). Now, I made it. I made two collages of my OOTD. I took the pictures on Tuesday and Wednesday. Enjoy them, hope you like :)

sunshine & rainbow :)
I had so much fun to do on Tuesday. I enjoyed the short time sunshine before the rain comes over and over again. I kept walking barefooted on the grass. I love grass, they smell nice.
What I wore: lollipop T-shirt (bought online for $8.5), ethnic short (IDR 20K), vintage watch (bought online for IDR 35K), and a disco ball ring (Sakola for IDR 12K).

set fire to the rain
I had much leisure time on the hot Wednesday. So I decided to wear my new tribal tank top. I love it very much.
What I wore: tribal tank top (IDR 16.5K), studded watch (bought online for $8.8), owl head ring (Sakola for 15K).

Cheap fashion does not always look cheap. You should make it worth the style.


~Hug & Kiss~
xoxoxo


Wednesday, May 29, 2013

Perlu Nggak Sih Ngasih Password Penting ke Pacar?

Aku bikin postingan ini berawal dari rasa gemes campur sebel sama suatu kejadian di Facebook. Ceritanya, ada salah satu temenku, yang punya online shop di FB, marah-marah gegara ada orang yang beli baju di dia dan janjian buat COD tapi ternyata nggak ada kabar padahal bajunya sudah ready. Sebenarnya bukan masalah tanggung jawab yang bikin aku gemes campur sebel tapi latar belakang ceritanya.

Aku sendiri memang sempet mengetahui kalau, sebut saja mbak Mawar, memesan baju ke temenku. Soalnya saat itu kebetulan aku dan dia komen di foto yang sama. Aku nggak tahu pasti sih kelanjutannya gimana, tapi intinya dari pihak temenku, dia jadi pesen 1 baju seharga kira-kira Rp80ribuan. Aku sih nggak mau ikut campur secara langsung karena aku memang nggak tahu duduk permasalahannya dimana, cuma aku kepo-kepo dikitlah akun temenku dan akunnya mbak Mawar. 

Temenku mengaku kalau mbak Mawar mangkir dari janji. Dia bilang mau COD dan sms ke temenku sehari sebelumnya. Pas hari H temenku mencoba menghubungi mbak Mawar lagi untuk memastikan jam dan tempat janjian. Tapi nomor handphone mbak Mawar tiba-tiba aja nggak aktif. Selain itu, ternyata mbak Mawar sudah memblokir FB temenku, jadi temenku nggak bisa kontek si mbak Mawar ini. Karena kesal, temenku pun mengumpat lewat status di FB. Akhirnya, setelah beberapa jam mbak Mawar muncul dan marah-marah. Anehnya, dia muncul dengan akun FB seorang cowok. Nggak tahulah itu pacarnya atau siapa, tapi dia marah-marah dan mengeluarkan kata tidak sopan. Satu hal yang bikin aku ngakak gemes itu, kata-kata si mbak Mawar yang begini, "...Kamu nggak tahu posisiku gimana. Jangan asal nuduh dong mbak! Pencemaran nama baik namanya!..." Lah, kalau dipikir-pikir urusan temenku sama posisi dia apa?? Padahal dia sendiri yang minta janjian buat COD sama temenku. 

Selain itu masih ada lagi yang bikin ngakak campur prihatin, dia bilang kalau FBnya yang megang mantan pacarnya. Padahal jelas-jelas aku lihat sehari sebelum kejadian si mbak Mawar statusnya bilang kalau dia habis belanja sebanyak ratusan ribu rupiah. Terus ada temennya (yang FBnya dipakai buat marah-marah ke temenku) komen "Udah puas kan? Badanku capek semua", si Mbak Mawar bales, "Jangan kapok nemenin aku jalan-jalan ya." Nah lo?? Itu gimana ceritanya? Kalau dipikir pakai logika, pakai logika lho ya, yang jalan-jalan seharian ditemenin sama cowok (yang komen) itu siapa? Mantan pacar mbak Mawar atau mbak Mawar sendiri? Atau jangan-jangan setelah belanja ratusan ribu rupiah sehari itu mbak Mawar diputus sama pacarnya? Terus FBnya mbak Mawar dipakai sama (mantan) pacarnya? Nah berarti yang order baju dulu itu mbak Mawar yang asli atau (mantan) pacarnya? Bingung kan? Aku juga.

Ternyata kejutan dari stalking akun FB temenku *maaf ya cint* belum selesai sampai disitu, aku nemu komen pembelaan dari mbak Mawar selanjutnya kalau nomor HP dia (yang dipakai buat janjian COD dengan temenku) yang megang mantan pacarnya. FB dia yang jumlahnya ada 3 yang megang juga mantan pacarnya. Wait! Itu mantan apa mantan? Masa iya sampai nomor HP juga dipegang sama mantannya. Nggak nemu logika ya kalau ditelusuri dari awal. Kelihatan banget kalau dia mau nipu. Ya nggak sih? Tapi aneh bin ajaibnya, setelah dia memenuhi janjinya untuk mengambil dan membayar baju yang sudah dia pesan ke temenku, di FBnya (FB mbak Mawar yang katanya dipegang mantannya) dia nulis status yang isinya tentang kejadian "bentrok" dengan temenku tadi, dengan bahasanya yang khas. Nah, kalau mbak Mawar aja masih bisa ngakses FBnya kenapa dia nggak ganti password aja? Padahal jelas-jelas akun FB tersebut sudah disalahgunakan (atau jangan-jangan mbak Mawar cuma bohong ya? Awalnya mau nipu tapi takut pencemaran nama baik tadi, bihihiihik). Ada kemungkinan kan kalau nanti si mantan usil lagi terus order-order baju lagi di OlShop yang lain. Anyway, ini mantannya cowok apa cewek sih sebenernya? Jadi curiga.

Oke, back to the topic, intinya ilustrasi (kejadian nyata, ding) diatas adalah topik yang akan aku bahas. Sesuai dengan judulnya, "Perlu Nggak Sih Ngasih Password Penting ke Pacar?" Menurutku sih nggak perlu. Jujur saja, aku sangat nggak setuju dengan yang namanya sharing password, baik itu sama pacar atau sama siapapun. Menurutku password itu sesuatu yang sangat intim, sangat pribadi atau private. Memang sih, katanya sharing password atau sharing akun di jejaring sosial adalah bentuk keterbukaan dan saling jujur dengan pasangan. Tapi maaf, aku tidak sejalan dengan paham tersebut. Bisa saja kan kejadiannya sama dengan yang dialami mbak Mawar yang katanya 3 akun FBnya dipegang sama (mantan) pacarnya semua. Nah, kalau kejadian kayak gitu yang rugi siapa? Nama baik siapa yang tercemar? Kalau sama suami atau istri masih mending lah ya, karena ada ikatan sakral pernikahan, jadi kemungkinan untuk terjadi penyalahgunaan password lebih minimum.

Ngomong-ngomong soal sharing password dan akun di jejaring sosial, ada banyak kasus yang pernah aku lihat sendiri. Kebanyakan kasusnya berlatarbelakang dendam dengan mantan pacar. Sang mantan yang sakit hati tersebut ingin menjatuhkan mantan pacarnya atau ingin menghancurkan nama baik mantan pacarnya dengan cara yang sangat KEKANAK-KANAKAN dan tidak humanis. Sebenarnya password itu kan gunanya untuk memproteksi akun pribadi kita jadi cukup kita pribadi dan Tuhan dan server yang tahu. Sebab, meskipun sudah ada undang-undang ITE kejahatan seperti ini susah juga untuk diminimalisir ataupun ditanggulangi. Kalau mau terhindar ya kuncinya itu tadi, proteksi diri sendiri. Nggak salah kok sharing password atau akun dengan pasangan, tapi hati-hati ya. Minimal, kalau mau putus, ganti password dulu, biar doi nggak bisa buka akun kita. LOL *just kidding*


Happy Wednesday!


~Hug & Kiss~
xoxoxo


Tuesday, May 28, 2013

Hujan di Tepi Sungai Code

'Tik tik tik tik' suara tetesan air hujan menggema diatas rumah beratapkan lembaran-lembaran seng tersebut. Sesosok wanita paruh baya, mungkin usianya sudah menginjak kepala enam, sedang sibuk memilah-milah jemuran yang baru saja ia angkat dari sebilah tali jemuran yang dipasang di samping rumahnya.
"Nduk, Simbok dibantuin dulu!" Mbok Yem, wanita paruh baya itu memanggil cucu kesayangannya.
"Sebentar Mbok! Nanti tempenya gosong!" Yeni, cucu kesayangan Mbok Yem menyaut dari dalam rumah.
Hari belum juga menginjak sore, tapi mendung gelap sudah menaungi sebuah kampung kecil di pinggir sungai Code. Tak lama, hujan rintik turun tanpa ampun membasahi rumah-rumah sederhana yang berderet rapi di sepanjang aliran sungai.

Setelah selesai menggoreng 4 buah tempe untuk lauk makan malam, Yeni segera mematikan kompor minyak yang sudah bertahun-tahun digunakan olehnya dan neneknya untuk memasak segala macam makanan. Dengan sigap Yeni segera membantu Mbok Yem melipat jemuran yang sudah kering dan menyingkirkan jemuran yang masih basah untuk digantung di tali kenur yang dipasang di teras rumah.
"Kok hujan lagi ya Mbok? Kemarin sepertinya sudah mulai musim kemarau." Yeni mencoba mengajak bicara neneknya yang sedari tadi terlihat diam dan sedikit murung.
"Lha iya Nduk, musim sekarang sudah ndak tentu lagi. Kadang panas, kadang hujan, wis pokoke ndak pasti."
"Jadinya kan jemurannya ndak kering Mbok."
Mbok Yem mengangguk sembari tersenyum masam.
"Ya mau gimana lagi Nduk, kita kan ndak kuasa mengatur alam. Apa yang alam mau, ya kita ikuti saja. Itu sudah kehendak Yang Kuasa Nduk. Kita cukup sabar dan narimo apa yang sudah diberi oleh Yang Kuasa." 
"Tapi Mbok, kalau basah gini nanti Simbok ndak dapat bayaran dari Bu Dirjo."
"Ya, nanti biar Simbok yang bilang sama Bu Dirjo sambil nganter jemuran yang sudah kering kesana. Kamu nanti bantuin nyetrika ya." Mbok Yem meyakinkan cucu kesayangannya itu sembari mengusap kepalanya dengan lembut. Yeni tersenyum simpul, di dalam hatinya ia begitu bangga kepada neneknya. Yeni sejak kecil memang sudah hidup yatim piatu. Ibunya meninggal sesaat setelah ia dilahirkan, sedangkan ayahnya meninggal karena kecelakaan saat Yeni berumur kira-kira 1,5 tahun. Sejak saat itu Yeni diasuh dan tinggal bersama neneknya di tepian sungai Code. Sebuah sungai yang membelah kota Yogyakarta yang berhulu di lereng gunung Merapi yang mana kala itu pernah mendapat kiriman banjir lahar dingin yang cukup dahsyat dan meninggalkan sejumput trauma di benak penduduk di sekitarnya.
***
"Nduk, sudah selesai nyetrikanya?" tanya Mbok Yem dari dapur.
"Sudah Mbok, sudah Yeni masukkan ke keranjang," jawab Yeni dari ruangan yang sama. Ruang dapur memang merangkap ruang untuk menyetrika pakaian karena rumah Mbok Yem hanyalah rumah petak berdinding batako berukuran 4x5 meter dengan atap lembaran seng yang sudah tidak layak lagi karena banyak yang bocor. Untuk mandi saja harus menumpang di rumah tetangga atau kamar mandi umum yang memang sengaja dibangun oleh warga di kampung tersebut.
"Sini Nduk, bawa kesini. Biar Simbok antar ke rumah Bu Dirjo."
Yeni membawa keranjang plastik berisi beberapa helai pakaian keluarga Bu Dirjo yang dititipkan pada Mbok Yem untuk dicuci dan disetrika. Mbok Yem memang buruh cuci, para tetangga yang bekerja di luar rumah dan jauh dari kampung terbiasa menitipkan pakaian-pakaian kotor mereka untuk dicuci dan disetrika oleh Mbok Yem. Ya, bisa dibilang Mbok Yem menawarkan jasa laundry tradisional dan kecil-kecilan. Tanpa mesin cuci atau alat untuk dry cleaning.
***
"Bu! Bu Dirjo!" Mbok Yem berseru memanggil si empunya rumah sambil mengetok pintu rumah dengan pelan. Di luar hujan belum berhenti turun. Meskipun hanya gerimis yang tersisa, namun tetap saja hal ini merepotkan Mbok Yem ketika mengantar pakaian bersih dan kering ke rumah Bu Dirjo.
"Nggih, bentar Yu!" Terdengar suara Bu Dirjo diiringi langkah kaki terburu-buru.
Tak seberapa lama pintu depan rumah Bu Dirjo terbuka. Sesosok wanita berusia sekitar 48 tahunan muncul dari balik pintu yang terbuka.
"Sudah kering Mbakyu pakaiannya?" tanya Bu Dirjo sembari memperhatikan isi keranjang yang dibawa Mbok Yem. "Sini masuk dulu!"
"Ngapunten Bu, belum semuanya kering. Hujan turunnya kecepetan Bu. Belum juga jam 1 siang, eh kok udah hujan lagi." Mbok Yem menyerahkan keranjang berisi pakaian bersih yang sudah rapi disetrika oleh Yeni tadi.
Bu Dirjo terkekeh mendengar jawaban Mbok Yem. "Ya makhlum Yu, cuacanya lagi aneh. Aneh seperti para pejabat diatas itu. Sukanya mainin dan bikin bingung rakyat kecil."
"Mainin pripun Bu?" Mbok Yem tampak bingung.
"Lha iya, sukanya mainin rakyat. Katanya mau bangun fasilitas ini itu, mau ngasih sekolah gratis, mau ngasih jaminan kesehatan, tapi semuanya palsu Yu. Ya kayak cuaca sekarang ini, kelihatannya sudah musim kemarau, eh tapi hujan turun lagi. Palsu juga to?"
Mbok Yem mengangguk-angguk. Sekarang ia paham apa yang dimaksud oleh Bu Dirjo.
"Andai ya Bu, kita rakyat kecil ndak dimainin dengan janji-janji palsu begitu, pasti hidup kita jadi lebih baik."
"Iya Yu. Kalau ndak ada janji palsu para pejabat dan ndak ada pejabat yang korupsi, pasti hidup kita akan lebih sejahtera Yu. Daripada dikorupsi kan lebih baik uangnya diperbantukan ke rakyat kecil seperti kita ini. Paling tidak ya, ada sokongan untuk usaha kecil seperti yang Mbakyu lakukan sekarang."
"Inggih Bu, andai saja uangnya ndak habis dikorupsi, mungkin orang seperti saya bisa dibantu beli mesin cuci atau buka kios ya Bu. Biar kalau cuacanya sedang ndak tentu begini, saya tetep bisa kerja, jemuran saya juga bisa kering dengan cepat dan pelanggan saya bisa tambah banyak."
"Bener Yu. Semoga saja yang di atas sana segera sadar."
"Saestu Bu," Mbok Yem segera membereskan keranjang yang sudah kosong.
"Bu, saya pamit nggih. Kasian Yeni sudah menunggu di rumah."
"Monggo Yu, o ya, ini bayarannya sampai lupa saya." Bu Dirjo menyerahkan lembaran uang pecahan sepuluh ribu dan lima ribuan kepada Mbok Yem.
"Matur nuwun Bu. Monggo"
Mbok Yem bergegas meninggalkan rumah Bu Dirjo. Rintik hujan masih turun membasahi tubuhnya yang sudah tua. Dalam hati Mbok Yem menyelipkan doa sederhana, jika memang para pejabat yang berkuasa belum bisa membuka mata untuk rakyat kecil, ia hanya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa masih memberi kesehatan dan kekuatan agar tetap bisa bekerja mencari rupiah demi hidupnya dan masa depan Yeni, cucunya yang saat ini masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

***


~Tyas~
Terinspirasi dari cuaca tak menentu akhir-akhir ini.
Hujan hujan dan hujan lagi.


Monday, May 27, 2013

Days With Cheeten

You see, I had a new kitten :) Recently, I figured that Cheeten is female (previously I guessed that the kitten was male). She is very lovely. I had a lot of fun with her. It has been 4 days she live with me in my house. She likes me a lot. It seems like she knows me as her mother. LOL. I love her indeed.

Cheeten now grows up very well. She likes milk and anything salty. She tried some chocolate as well. LOL. She likes chasing small chicks and playing in the ground. Every time I leave her alone to work, she is able to find out the "nest" (a bamboo basket covered with fluffy clothes where she should sleep in). She sleeps there until I come to visit her and give her milk and foods.

Today, we enjoyed the day together. Now, she is sleeping already. Actually, today and yesterday we did something almost similar. We played in the grass. We had a fun walk together around my house. We played with a doll. Yes, I gave her a doll, my little doll. She was happy and now she is sleeping with the doll.

Tomorrow I plan to invite her to discover the surrounding further. I hope tomorrow we will have so much fun to do.






~Hug & Kiss~
xoxoxo


Accidental Haul: Very Cheap!

Kemarin aku nganter ibuk ke rumah temennya untuk mengurus laporan diklat dll. Pulangnya kami putuskan untuk mampir ke salah satu toserba untuk membeli beberapa makanan ringan dan air mineral. Nah, di sebelah toserba itu ada semacam toko baju kecil *karena bukan promo, LOL, jadi nggak aku sebut namanya ya*. Penasaran dengan isinya akupun masuk kesana. Ternyata isinya ya standar toko baju biasa. Tapi ada satu benda yang menarik perhatianku eh ada banyak ding. Ada tas vintage, ada dompet vintage, ada jaket jeans warna burgundy, dan ada yang satu ini. Karena tanggal tua (meskipun udah gajian dari kelas conversation) jadi aku putuskan untuk skip beli tas, dompet, dan jaket jeans (aduhh makk!! Jaket jeansnya bagus banget padahal). Aku putuskan untuk membeli si tank top berkerah ini. Aku suka karena motifnya unik, modelnya unik, dan harganya yang sangat sangat murah!

tribal collar tank top

motif tribal dan model jahitan bertingkat

detail warna dan harga :)


~Hug & Kiss~
xoxoxo



Saturday, May 25, 2013

7 Tahun Gempa Jogja: Mengingat Kembali Kejadian 27 Mei 2006

Pagi itu, jam dinding belum juga menunjukkan pukul 6 pagi. Aku baru bangun sekitar jam 5.50, sekitar 5 menit sebelum kejadian alam maha dahsyat itu terjadi di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pagi itu memang aku wajib bangun pagi karena hari itu di SMAku ada pelajaran jam ke-0. Aku masih duduk di kelas 1 SMA semester 2 kala itu. Tidak biasanya pagi itu, setelah aku bangun tidur, aku melangkahkan kaki keluar rumah. Aku keluar melalui pintu belakang-samping yang mengarah ke kebun di samping rumah. Aku tidak tahu apa yang aku pikirkan waktu itu. Bapak sudah berangkat kerja karena beliau biasa berangkat sebelum jam 6 pagi. Ibukku sedang memasak di dapur dan adikku sedang menonton televisi. 

Sewaktu aku sedang berdiri di samping rumah, tiba-tiba aku mendengar suara keras yang hampir menyerupai suara dentuman ditambah suara seperti gas truk yang dipacu. Sepersekian detik aku sempat berpikir kalau ada kecelakaan di jalan dekat rumahku, namun ketika aku hendak berbalik, tanah yang kupijak bergoyang dengan kerasnya. Tanpa berpikir panjang, aku lari dari samping belakang rumah menuju ke depan rumah (ya, aku lari seperti orang bodoh, mengelilingi setengah dari bagian rumahku). Aku tidak tahu ibuk dan adikku dimana. Aku cuma bisa berteriak memanggil nama mereka. Aku panik dan kalut. Aku takut kalau gunung Merapi meletus dahsyat pagi itu. Ya, waktu itu sebenarnya Jogja sedang dalam kondisi siaga karena selama beberapa hari gunung Merapi berada dalam status AWAS. 

Selang beberapa detik setelah gempa berhenti, ibukku berlari menghampiriku di depan rumah sambil menggendong adikku. Adikku masih TK atau kelas 1 SD waktu itu. Dia terlihat sangat ketakutan. Aku juga ketakutan karena tembok rumah lamaku runtuh ke arah barat dimana rumahku yang baru berada. Untung saja waktu itu, ibuk tidak berlari melalui pintu samping yang berbatasan dengan rumah lamaku, kalau iya, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi pada beliau. Sebelumnya, terimakasih Tuhan Yesus. 

O ya, waktu gempa pagi-pagi itu, tetangga dekat rumahku sedang masak besar karena siangnya mereka akan bertolak ke daerah Kulon Progo untuk boyongan manten. Sontak semua ibu-ibu yang sedang memasak itu berlari berhamburan keluar. Ada yang membawa bakul nasi, ada yang menenteng besek, ada yang memegang pisau, macam-macamlah. Mereka juga terlihat kaget dan ketakutan. 

Selama beberapa menit setelahnya, aku memberanikan diri masuk rumah untuk mandi. Waktu itu aku belum punya handphone, jadi nggak bisa menghubungi teman-teman sekolah yang lain. Akhirnya, aku memutuskan untuk berangkat ke sekolah dengan diantar oleh ibuk. Adikku memilih untuk tidak berangkat ke sekolah. Ajaibnya, sampai di sekolahku, semuanya terlihat biasa, maksudnya guru-guru dan teman-teman semua berangkat. Amazing sekali. Bahkan salah satu guruku malah bilang kalau itu cuma gempa dari gunung Merapi saja. Setelah jam 7 lewat, barulah kami semua tahu kalau gempa tadi pagi bukan berasal dari erupsi gunung Merapi, melainkan berpusat di kabupaten Bantul. Ada patahan di sektor Opak (kalau nggak salah ingat).

Tak seberapa lama, tiba-tiba beberapa kakak kelasku yang sedang berolah raga berteriak panik. "Tsunami!! Tsunami!! Tsunami!! Kontan saja, seluruh orang yang ada di lingkungan sekolah panik. Tanpa dikomando kami para siswa bergegas mengemasi barang-barang kami masing-masing. Saking paniknya, aku malah berlari ke parkiran. Aku lupa kalau hari itu aku diantar ibuk ke sekolah. Setelah sadar, aku kemudian minta nebeng sama temanku. Saat itu yang aku pikirkan adalah menjauh dari sisi selatan (semua pantai ada di selatan dan barat daya Jogja). Di depan sekolah ternyata ibuk dan adikku sudah menjemput. Langsung saja aku turun dari motor temanku dan pulang bersama ibuk dan adikku. 

Di sepanjang jalan aku melihat beberapa orang yang sedang panik dan sebagian lainnya menangis. Bus-bus dan beberapa angkutan seperti colt dan mobil penuh sesak penumpang. Kendaraan itu melaju ke arah barat menuju pegunungan di wilayah kabupaten Kulon Progo. Intinya pada pagi menjelang siang itu, suasana sangat kacau. Ada isu tsunami dari arah selatan dan ada isu banjir lahar dingin dari sisi utara. Aku cuma pasrah saja. Di pikiranku terus terbayang peristiwa tsunami Aceh sebelumnya. Aku sudah siap mati waktu itu. 

Bukannya membawaku dan adikku pulang, ibukku malah membawa kami ke rumah kakek dan nenek (orangtua ibuk). Disana tidak terlihat kepanikan yang begitu besar. Bahkan kerusakan akibat gempa jam 5.55 pagi itu juga tidak terlihat. Katanya sih wilayah desa nenekku yang ada di sebelah barat dekat dengan sungai progo tidak termasuk jalur rambatan gempa. Ya, ternyata gempa itu ada jalurnya lho. Tergantung pada letak retakannya. Kalau wilayah desaku lumayan parah sih, bahkan genting-genting di rumahku runtuh kedalam rumah.

Akhirnya, pada pukul 11 lewat, semua keadaan mulai sedikit lebih tenang. Siaran radio mulai memberitakan keadaan Jogja pada waktu itu. Tak disangka, ternyata keadaan di kabupaten Bantul sangat parah. Lebih dari 6000 jiwa melayang. Jogja diliputi kabut duka yang begitu mendalam. Pada pukul 12 lewat, bapak menyusul ke rumah nenek. Ternyata sewaktu beliau hendak pulang sesaat setelah sampai di tempatnya bekerja, beliau terbawa arus massa yang menuju ke arah utara. Jalur ke selatan memang ditutup oleh polisi karena adanya isu tsunami.

Malam harinya kami sekeluarga tidak berani mengambil resiko untuk tidur di dalam rumah. Jadi kami membuat tenda seadanya di halaman depan. Sekitar jam 9 lewat, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Kami terpaksa tidur basah-basahan karena atap seng yang melindungi tenda darurat kami terlalu sempit jadi air hujan tetap membasahi tempat tidur kami yang kami bawa keluar. Aku sempat menangis karena membayangkan bagaimana warga Bantul lainnya yang juga kehujanan padahal rumah mereka sudah rata dengan tanah. Tapi aku tetap bersyukur, setidaknya aku dan seluruh anggota keluargaku selamat. Tuhan tetap melindungi kami dari bencana dan marabahaya.

Well, nggak kerasa tahun ini, bulan Mei ini, peristiwa maha dahsyat tersebut telah 7 tahun terlewati. Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran, pengalaman, dan bahan intropeksi. 7 tahun adalah waktu yang cukup lama, meskipun belum seluruh rasa trauma dan rasa takut terangkat dari diri sebagian besar warga Jogja. Tapi kami sudah bangkit, kami bangkit!!


Salam semangat dari Jogja Istimewa :)


Friday, May 24, 2013

Cheeten: The Kitten I Rescued Today







Accidentally I rescued a kitten. Yes, a kitten alive. At 2.40pm I heard a kitten meowing when I was writing such article for my client. I was so curious so I decided to look for it. I followed the meowing sound so carefully. Then, I found a kitten, lonely kitten, crawling on the grass. Actually, I found that kitten in my neighbor's yard. Nobody was there and no mother kitty there, so I picked the kitten. Firstly, I was afraid of hurting the little kitten. I saw that the kitten was afraid of me too. Then, I decided to give it a small piece of fried chicken. But sadly, the kitten did not want it. It refused to eat the small piece of fried chicken I gave. 

I waited very long time, I guess it was about 1 hour before the kitten followed me. I sat on the grass just to make it comfortable with my existence. After two hours passed, the kitten was not afraid of me anymore. He (I guessed the kitten is male), wanted to get closer to me. He loved my feet. He always tried to touch my foot and play with it. I was happy because he wanted to play with me. Unfortunately, I did not have instant milk for him. So, I decided to make a milk from dairy cream I got a set with a bottle of instant coffee. He was happy with the "artificial" milk made of dairy cream.







I preferred to keep him as my new pet. He is so lovely. His eyes are so dame cute and adorable. He got blue semi greyish eyes. My previous cat has neon yellow eyes, so ordinary I guess. And now I got a blue greyish eyed cat. Plus, this kitten has bunny tail. Wow, I am so excited. My brother is very happy to. He loves the kitten. Finally, we give him a name "Cheeten Carmello". I got the name Cheeten and Carmello from my Facebook friends. They are so lovely indeed. They said that Cheeten fits to my kitten because the hair on his head is like cheetah's hair, while his face reminds us to sweet creamy caramel.

Cheeten wanted to play hide and seek with me :)

Cheeten was so excited to a fly


I promise my self to keep Cheeten until I don't know when exactly. I just love this kitten. :)

Hey, did you experience something amazing today?


~Hug & Kiss~
xoxoxo


Thursday, May 23, 2013

Snapshots: Wild Flowers





Going somewhere around my house. I found them and I preferred to capture them with my old camera. Oh, they are so damn lovely.


~Hug & Kiss~
xoxoxo



Thursday, 12.15am

Malam ini aku sudah siap-siap akan tidur. Aku sudah mengenakan piyama berlengan panjang bergambar kelinci favoritku. Malam ini memang agak dingin. Mungkin karena sesorean hujan turun cukup deras. Jam dinding di kamarku sudah menunjukkan pukul 10 lewat 20 menit. Sudah cukup larut memang. Mataku juga sudah mulai mengantuk. Aku ingin sesegera mungkin merebahkan badanku di kasur kamarku yang empuk. Apalagi sejak sore tadi sakit migrenku kumat lagi. Aku pasti kecapekan dan telat makan. Ya, seharian aku bekerja sampai malam sampai-sampai aku lupa untuk makan sore. Aku biasa menyebut makan sore bukan makan malam karena memang jadwalku makan tidak lebih dari jam 7 malam.

Baru sekitar 5 menit aku memejamkan mataku, mencoba untuk tidur di tengah udara yang begitu dingin, aku dikagetkan oleh suara air hujan yang tumpah dari langit. Entah hanya perasaanku saja atau memang hujan susulan malam ini luar biasa derasnya. Aku merapatkan selimut sampai ke dagu. Suasana kamarku yang gelap karena lampunya kumatikan menambah ngeri suasana malam ini. Hujan turun disertai dengan angin yang cukup kencang. Aku takut, takut sekali. Agak konyol memang, tapi pikiranku sungguh-sungguh melayang ke peristiwa badai Oklahoma yang terjadi beberapa hari yang lalu. Bayangan video klip Carrie Underwood "Blown Away" dan film lawas "Twister" beberapa kali melintas di pikiranku. Bodoh memang! Padahal di Indonesia sangat jarang bahkan tidak mungkin terjadi badai tornado dan semacamnya di daratan. Tapi aku tetap takut. Aku masih berdiam di kamarku. Rasanya ingin keluar kamar dan mencari anggota keluargaku yang lain yang mungkin sudah terlelap di kamar mereka masing-masing. Tapi niat itu aku urungkan. 

Kepalaku semakin berdenyut sakit. Migrenku semakin parah kurasakan. Rasa takut ini mungkin yang memicu kepalaku semakin sakit. Aku mencoba meraih handphoneku yang aku letakkan di meja di samping tempat tidur. Aku nyalakan lagi. Dengan bantuan cahaya dari layar handphone yang redup, aku beranjak dari tempat tidur. Tanganku meraih saklar lampu. Ctak! Bohlam lampu berwarna putih susu pun menyala. Kamarku mejadi terang tapi cahaya lampu itu sedikit menyilaukan mataku. Aku memutuskan untuk menghidupkan laptop. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan dengan laptop ini. Jadi setelah kunyalakan hanya shortcut Winamp yang kemudian aku pilih. Beberapa lagu kesukaanku aku pasang di sana dengan harapan bisa membantuku meringankan migrenku yang semakin menjadi-jadi ini.

Ah, jaringan Wi-Fi di rumah masih hidup. Padahal biasanya kalau hujan turun dengan derasnya si Wi-Fi suka ngambek. Akupun melanjutkan membuka tab Mozilla Firefox. Rasa-rasanya aku ingin membuka laman Facebook dan Twitter. Siapa tahu disana aku menemukan teman yang bisa diajak ngobrol sembari menunggu mata ini mengantuk lagi. Di luar hujan masih turun dengan derasnya. Laman Facebook sudah terbuka. Jemari telunjukku mulai memainkan touchpad laptop. Scroll kebawah mencari-cari siapa tahu ada informasi yang penting atau sekedar melihat apa toko online favoritku sudah mengupload koleksi terbarunya. Dan! Foto itu! Aku sedikit tercegang mendapati sebuah foto terpampang lebar di timeline Facebook.

Bukan foto setan atau semacamnya, bukan. Itu foto dia. Ya, yang kusebut dia adalah mantan pacarku. Kami sudah lama tidak saling berhubungan baik via telepon, SMS, instant messaging, bahkan lewat jejaring sosial. Tapi status di jejaring sosial kami sih masih berteman masih saling follow malah. Tapi dingin, tidak pernah ada interaksi sama sekali. Terakhir kami berbalas SMS hanya saat hari besar keagamaan saja. Yang membuat aku tercengang adalah setelah sekian lama akun dia membisu tanpa ada pergerakan dia tiba-tiba mengupload sebuah foto. Aneh saja bagiku. Apalagi di suasana hujan begini, suasana yang sangat kami favoritkan dulu ketika masih bersama.

Ingin rasanya aku menyapa dia. Aku tahu dia masih online. Tapi apa pantas? Aku dulu yang meminta putus dari dia. Aku dulu yang menganggapnya pengatur, diktator, dan tukang ikut campur. Aku dulu yang hampir membencinya. Tapi sekarang, aku merindukannya? Aku kembali melontarkan pertanyaan yang sama pada diriku sendiri. Apa aku merindukannya? Atau aku hanya terbawa suasana? Aku sedang takut, sakit, dan sendirian. Kemudian aku menemukan dia di jejaring sosial dan aku tiba-tiba ingin mengobrol dengannya. Ah! Sudahlah! Aku memencet tombol minimize pada laman Mozilla Firefoxku. Aku tidak ingin memandang fotonya lama-lama. Toh aku juga tidak tahu kabar terakhir tentang dia bagaimana. Aku takut kalau-kalau dia sudah punya pacar atau malah calon istri. Aku takut kalau nanti dia menyangka aku ingin kembali masuk dalam kehidupannya. Tidak!

Aku beranjak dari meja tempat laptopku berada. Meraih handphoneku dan membaringkan badanku di kasur yang sedikit terasa dingin. Hujan masih belum berhenti turun dari langit. Sepi sekali, hanya suara Rihanna dengan lagu Diamond-nya yang masih mengalun lirih dari speaker laptopku. Entah bagaimana ceritanya, tanganku otomatis membuka halaman pesan di handphone dan mulai mengetik.

Hai Mas Kendra. Apa kabar? Lama nggak ngobrol.

Hentikan! Hetikan! Hentikan! Otakku memberontak, menyuruh jari jemariku untuk berhenti mengetik. Hatiku terasa dingin dan gamang ketika kedua bola mataku menatap layar handphoneku. Aku ini kenapa??? Apa aku sudah tidak waras? Sudah sekian lama aku tidak merindukan dia tapi kenapa sekarang hatiku membabibuta untuk menghubungi dia? Gejolak dalam diriku semakin panas. Perasaan dan pikiranku, dua elemen yang tak berwujud itu, saling bergolak. Perasaanku ingin diriku menghubungi dia. Pikiranku yang penuh logika melarangku untuk melakukan hal bodoh itu. Tapi siapa yang menang? Perasaanku menang! Kembali ku tulis sebuah kalimat.

Malam Mas Kendra. Apa kabar?

Message has been sent. Message delivered. Aku menunggu balasan. Detak jam dinding berwarna ungu di kamarku semakin terdengar keras. Hujan diluar sudah mulai reda. 10 menit sudah, tidak ada balasan. 20 menit kemudian, layar handphoneku masih kosong. 30 menit berlalu, masih sama. Kulirik jam dinding berjarum hitam di dinding kamarku. Pukul 12.43. Akupun perlahan tertidur. Layar handphoneku masih kosong. Aku lupa mematikan laptop. Saat aku terbangun, aku membuka kembali laptopku yang otomatis terset "sleep mode" dan mendapati sebuah notifikasi pesan di laman Facebookku. Tanganku sedikit gemetar ketika aku membuka isi pesan itu.

------------------------------Thursday-----------------------------

Kendra Yudha Saputra                                                   12.15am

Malam Ayuk. 
Maaf pulsaku habis jadi SMSmu nggak aku balas.
Kabarku baik Yuk. Kamu gimana? 
Lama nggak ngobrol ya?
Kok belum tidur? Kenapa? :)

---------------------------------------------------------------------



Tuesday, May 21, 2013

What a Day!

Hari ini bener-bener menjadi hari yang 'wow' banget. Kenapa? Ada banyak alasan sih. Yang pertama adalah karena today I am in my period. You know lah ya, yang namanya period itu rasanya nanonano. Antara sakit tak tertahankan, badan gemeteran, sampai nggak doyan makan. Well, kita skip aja bagian ini. LOL. Alasan kedua adalah I got a new watch! Horeee! Setelah sekian lama ngikut PO (pre order) akhirnya jam tangan ini sampai juga ditangan. LOL. Seneng sih karena bisa buat cadangan kalau bosen pakai jam yang itu dan itu dan itu. LOL. FYI, aku pada dasarnya emang bukan golongan orang yang mengutamakan brand. Jadi jangan heran kalau jam tangan yang aku miliki bentuknya pada nggak jelas. LOL. Tapi aku suka aja, karena nggak takut kalau tuh jam bakal dicuri orang, nggak laku juga kali ya kalau dijual seken. Hihihi. Alasan ketiga adalah job-ku hari ini ringan banget. Yey!! Kembali lagi ke masalah period tadi. Kalau period hari pertama itu memang killing me inside ya. Jadi males kalau mau ngapa-ngapain. Untung aja, hari ini yang seharusnya jadwal ngajar kelas conversation, kelasnya diliburkan karena murid-murid dan guru-guru di sekolah tersebut ada agenda Ziarah rohani. Aku nggak ikut sih karena aku kan cuma additional teacher. Hahaha. Jadi aku diem dirumah aja. Nah, aku kan punya job full time sebagai online writer. Untung aja sih kerjaanku hari ini nggak susah. Cuma bikin 3 artikel lho. 1 artikel 1000 kata, dan 2 artikel masing-masing 500 kata. Well, ini lebih mudah dibandingkan membuat artikel yang jumlah katanya sedikit tapi jumlah artikelnya banyak. *dasar males* Alasan yang lain adalah karena besok pagi (22 Mei 2013) aku gajian. Lalala yeyeye!! What a day!

Yeayy!! A new watch!

Adorable! I love it :)


~Hug & Kiss~
xoxoxo


Friday, May 17, 2013

Oriflame Beauty Wonder Colour Lipstick: Blossom Petal & Scarlet Whisper

Di bulan ini aku beli lipstick lagi. Penasaran aja sih sebenernya dengan varian Wonder Colour Lipstick yang kayaknya layak buat dicobain. Hohoho. Ceritanya aku joinan sama ibuk buat beli lipstick. Jadi kami beli 2 varian warna yaitu Blossom Petal dan Scarlet Whisper. Aku yang milih warna Blossom Petal (sebelumnya sih aku pengen nyobain yang Warm Nude tapi nggak tau ya, ujung-ujungnya malah pengen nyobain yang Blossom Petal dulu). Sedangkan ibuk milih yang Scarlet Whisper.




Kemasannya box kecil gini, standar kemasan lipstik lah ya. Kalau isinya begini:

Blossom Petal ~ Scarlet Whisper (indoor with flash)
Kita lihat swatchesnya ya:

1) Blossom Petal 2) Scarlet Whisper (indoor without flash)

1) Blossom Petal 2) Scarlet Whisper (indoor with flash)

1) Blossom Petal 2) Scarlet Whisper (outdoor without flash)

1) Blossom Petal 2) Scarlet Whisper (outdoor with flash)

Bisa dibandingkan ya warnanya gimana. Kalau yang Blossom Petal lebih ke arah pink nude sedangkan kalau Scarlet Whisper warnanya condong ke soft coral. FYI, kedua lipstik tersebut mengandung glitter. Yang Blossom Petal glitternya berwarna perak sedangkan Scarlet Whisper berglitter emas (aku nggak begitu suka lipstick yang berglitter, soalnya kalau lipstiknya kehapus glitternya masih nyisa di bibir dan bikin bibir jadi aneh banget -__-)

Oke, sekarang saatnya lihat lebih dekat satu per satu. Dimulai dari Blossom Petal ya.



Blossom Petal ini memiliki dominansi warna pink tapi nude. Warnanya sangat kalem dan cocok untuk summer (kalau di Indonesia Dry Season/kemarau). Tapi sayangnya warna yang dihasilkan jauh dari ekspektasiku. Kenapa? Karena aku berharap kalau warnanya akan cenderung pink dengan hint caramel yang manis, bukan nude. Kalau dilihat dari gambar di katalognya sih warnanya manis dan segar. Tapi waktu aku aplikasikan warnanya cenderung pucat -___- Selain itu efek glitternya malah bikin warnanya jadi agak aneh (makin pucet).

Bare Lips ~ with Blossom Petal


See, warnanya pucat kan? Pucatnya itu menurutku karena refleski cahaya pada partikel glitter berwarna perak yang ada di lipstik ini. Coba kalau lipsticknya matte, sepertinya nggak pucet-pucet amat. Hmmm, tau gitu aku kemarin beli yang Warm Nude aja sekalian, hikss.

Oke, sekarang produk yang kedua, yaitu Scarlet Whisper



Scarlet Whisper ini memiliki warna coral yang soft. Jadi warnanya cenderung merah keorangean dengan undertone pink. Warnanya bagus banget menurutku, hanya saja glitternya nggak nahan banget bookkk! Glitternya warna emas sih, banyak pula. Kalau dipakai siang hari kayaknya agak mengganggu si glitternya. Tapi kalau PeDe sih nggak apa-apa. Hehehe. Lagi-lagi menurutku ini adalah warna summer. Warnanya ceria dan manis. Kalau ekspektasiku saat melihat katalognya sih, warnanya lebih gelap (makanya ibukku pilih ini) tapi ternyata warnanya lebih terang dan lebih ke arah warna coral.

Bare Lips ~ with Scarlett Whisper (I'm sweating, LOL)


Warnanya manis dan chic kan? Sayangnya ada kombinasi glitter jadi malah kesannya tua dan old-school banget. Padahal kalau warnanya matte gitu aja, aku pasti ikutan make ni lipstik (remember, this is my mom's). 

Over all sih aku suka warna Scarlet Whisper dibandingkan dengan Blossom Petal (I'm totally disappointed with it). Mungkin si Blossom Petal nantinya akan aku pakai buat ngeset warna lipstik yang lebih tua atau lebih cetar biar terlihat lebih kalem. We'll see. Kalau staying powernya sih rata-rata ya, sekitar 3-4 jam. Buat makan/ngemil/minum juga nggak masalah sih kalau yang Scarlet Whisper. Warnanya tetep on. Cuma kalau buat makan makanan berkuah sepertinya minta di swatch lagi (terlebih biar glitternya yang nyisa di bibir nggak terlihat odd).


~Hug & Kiss~
xoxoxo


Thursday, May 16, 2013

Fashion Populer 2013 Part 3

Nggak terasa ya sudah masuk pertengahan tahun 2013. Waktunya update lagi gaya fashion terbaru kamu ya. Well, setelah baca dan memantau beberapa situs fashion online, di pertengahan tahun 2013 ini ada beberapa gaya berbusana yang bakal jadi trend. Apa aja? Simak yuk lebih lengkapnya!

1. Royal Blue Fashion



2. Loose Pants



3. Soft Florals


4. Black & White



5. White on White



6. Mustard Pants



7. Zara Skort


8. Ombre Outfits



9. Diamond Checker Outfits




~Hug & Kiss~
xoxoxo


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
PitaPata - Personal picturePitaPata Cat tickers
Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net